Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Demo DPRD OKU, Warga Ricuh dan Pelajar Bawa Bom Molotov

Kondisi demo di DPRD OKU. (Instagram: baturajaupdate)
Kondisi demo di DPRD OKU. (Instagram: baturajaupdate)
Intinya sih...
  • Aksi unjuk rasa untuk menyampaikan aspirasi terkait kenaikan gaji dan tunjangan anggota dewan
  • Massa yang berada di luar pagar melempar botol minuman dan alat lain ke arah halaman DPRD OKU.
  • 14 pelajar digiring ke kantor polisi setelah terlibat aksi lempar batu dan botol air mineral antara massa aksi demo dan petugas
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ogan Komering Ulu, IDN Times - Aksi unjuk rasa di DPRD Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatra Selatan (Sumsel) pada Senin (1/9/2025) berakhir rusuh. Kendati tidak ada korban, sejumlah fasilitas di gedung wakil rakyat tersebut rusak akibat lemparan batu dari massa.

Polisi akhirnya berhasil menangkap sejumlah provokator yang diduga dalang kerusuhan aksi demo tersebut. Beberapa di antaranya merupakan remaja yang berstatus pelajar SMP dan SMK. Dari tangan mereka, polisi bahkan menyita bom molotov yang akan digunakan untuk melempar ke arah aparat.

Kericuhan kembali mereda saat saat petugas gabungan TNI–Polri menggiring kerumunan massa untuk pergi menjauh meninggalkan Taman Kota Baturaja serta menjauhi lokasi demo. Berikut 5 fakta kerusuhan di DPRD OKU pada Senin (1/9/2025).

1. Demo diawali dengan kedatangan ratusan mahasiswa dan berlangsung aman

Sejumlah mahasiswa saat unjuk rasa di DPRD OKU. (Dok. Istimewa)
Sejumlah mahasiswa saat unjuk rasa di DPRD OKU. (Dok. Istimewa)

Massa awalnya terdiri dari ratusan mahasiswa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang OKU dan masyarakat. Rombongan tiba sekitar pukul 10.30 WIB untuk menyampaikan aspirasi terkait kenaikan gaji dan tunjangan anggota dewan. Aksi mahasiswa berlangsung tertib dikawal langsung Kodim 0403/OKU dan Polres OKU.

Mereka menyampaikan aspirasi secara bergiliran. Sejumlah tuntutan mereka sampaikan, mulai dari desakan pembubaran DPR hingga reformasi kepolisian.

Bupati, Ketua DPRD, serta Dandim 0403 OKU, dan beberapa tokoh masyarakat lainnya menemui ratusan mahasiswa yang menggelar aksi demonstrasi di halaman Gedung DPRD OKU (1/9/2025). Mereka mendengarkan secara langsung aspirasi yang disampaikan para mahasiswa.

Di antaranya, penolakan kenaikan tunjangan DPR RI, desakan pengesahan RUU Perampasan Aset, serta pentingnya keterbukaan informasi dan ruang partisipasi rakyat. Selain itu ada juga poin-poin lain terkait dinamika yang terjadi di Kabupaten OKU turut disuarakan.

2. Situasi di luar pagar DPRD OKU kisruh tak terkendali

Situasi kerusuhan saat unjuk rasa di DPRD OKU. (Dok. Istimewa)
Situasi kerusuhan saat unjuk rasa di DPRD OKU. (Dok. Istimewa)

Aksi berjalan kondusif hingga pukul 12.00 WIB, saat massa mahasiswa membubarkan diri. Kericuhan muncul ketika ratusan warga yang tidak jelas afiliasinya mencoba memaksa masuk ke dalam gedung DPRD OKU.

Salah satu pemicu amukan massa ini tak lain dari buntut kekecewaan mereka yang tak diizinkan masuk gedung DPRD OKU. Sementara para mahasiswa atau yang mengenakan atribut kemahasiswaan diperkenankan masuk untuk menyampaikan aspirasinya.

Sontak situasi di luar pagar DPRD OKU kisruh tak terkendali. Beberapa pot bunga dirusak dan pecahan pot digunakan massa untuk melempar petugas di dalam pagar. Beberapa orang mencoba merobohkan pagar gerbang Gedung DPRD OKU yang telah dikunci. Massa yang berada di luar pagar melempar botol-botol minuman dan benda lain ke arah dalam halaman, menuntut ikut masuk ke dalam untuk turut menyuarakan pendapat atau aspirasi mereka.

Namun karena dibatasi jumlah, mereka pun marah dan memaksa untuk masuk ke dalam Gedung DPRD. Dikarenakan situasi semakin memanas, petugas menembakkan water cannon dan gas air mata ke arah kerumunan massa.

3. Petugas menyita botol bom molotov yang masih utuh dari tas pelajar

Polisi menyita bom molotov dalam aksi demo di DPRD OKU. (Dok. Polres OKU)
Polisi menyita bom molotov dalam aksi demo di DPRD OKU. (Dok. Polres OKU)

Pihak Kepolisian Resor OKU menangkap 11 pelajar SMP dan SMK yang terlibat aksi demo di Gedung DPRD Kabupaten OKU pada Senin (1/9/2025). Para pelajar ini digiring ke kantor polisi setelah terlibat aksi lempar batu dan botol air mineral antara massa aksi demo dan petugas yang melakukan pengamanan di lapangan. Petugas juga menyita botol bom molotov yang masih utuh, berisi BBM jenis solar dengan sumbu dari dalam tas salah satu pelajar.

Mirisnya, belasan pelajar SMP dan SMK tersebut bukan berasal dari Kota Baturaja, melainkan siswa asal Martapura, Kabupaten OKU Timur, dan Kabupaten OKU Selatan. Selain itu, polisi juga menangkap dua pelajar asal Kabupaten OKU, namun keduanya telah dìpulangkan ke orang tuanya.

4. Kapolres meminta massa untuk tidak FOMO terpengaruh media sosial

Kapolres OKU saat menemui massa dalam unjuk rasa di DPRD OKU. (Dok. Istimewa)
Kapolres OKU saat menemui massa dalam unjuk rasa di DPRD OKU. (Dok. Istimewa)

Kapolres OKU, AKBP Endro Aribowo mengatakan, massa sempat memaksa masuk ke dalam Gedung DPRD namun berhasil dihadang oleh petugas. Menurutnya harus ada penanggung jawab, koordinator lapangan, jumlah massa, serta tuntutan jelas dalam aksi tersebut.

Sebelum kericuhan terjadi, Kapolres bahkan berulang kali mengingatkan massa agar tidak FOMO terpengaruh media sosial. Terutama anak-anak di bawah umur yang ikut dalam aksi tersebut. Sayangnya, imbauan dan peringatan tersebut tidak dipatuhi oleh masyarakat. Ketegangan meningkat, beberapa orang mulai melemparkan benda apa saja ke dalam gedung DPRD.

Kapolres kemudian menemui langsung salah satu pendemo yang mengenakan sweater hitam dengan menanyakan identitas dan pekerjaannya. Namun orang yang ditanya Kapolres tersebut mengatakan kerja di Baturaja. Kapolres mengingatkan jangan berbohong karena akan ada profiling oleh petugas.

5. Bupati dan Wakil Bupati OKU turun langsung temui massa

Suasana demo di DPRD OKU. (Instagram: baturajaupdate)
Suasana demo di DPRD OKU. (Instagram: baturajaupdate)

Bupati OKU Teddy Meilwansyah bersama Wakil Bupati Marjito Bachri menemui langsung massa aksi dan menyampaikan apresiasi atas kembalinya sikap tertib mahasiswa yang menyuarakan pendapat tanpa tindakan merusak fasilitas umum.

Teddy menegaskan, pemerintah daerah bersama unsur Forkopimda sepakat mendukung poin-poin tuntutan yang disuarakan mahasiswa, sekaligus mengecam praktik-praktik yang merugikan masyarakat. Ia juga menitipkan pesan agar mahasiswa terus menjadi mitra kritis bagi pemerintah dalam membangun daerah.

#SalingJagaSesamaWarga

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us

Latest News Sumatera Selatan

See More

Harga Cabai di Palembang Fluktuatif, Disdag Mulai Gelar Pasar Murah

03 Sep 2025, 12:31 WIBNews