TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BKSDA Umumkan Hasil Nekropsi Harimau Sumatra Mati di Perangkap Babi 

Harimau yang mati terkena jerat baru pertama kali di Sumbar

Proses Nekropsi Harimau Sumatera Yang Mati Akibat Terkena Jerat di Pasaman, Sumatera Barat. IDN Times/Andri NH

Padang, IDN Times - Balai konservasi Sumber Daya Alam Sumatra Barat (BKSDA Sumbar), mengumumkan hasil Nekropsi Harimau Sumatra yang mati pada Selasa, 16 Mei 2023 lalu. Satwa dilindungi itu mati karena terlilit sling jerat babi di Jorong Tikalak, Nagari Tanjung Beringin Selatan, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman.

"Proses nekropsi ini dilakukan pada hari itu juga, malam harinya. Kita lakukan untuk meneguhkan penyebab kematian," kata Ardi Andono, Jumat (19/5/2023).

Baca Juga: BKSDA Sumsel Pasang GPS Pemantau Cegah Konflik Gajah dan Manusia

Baca Juga: Harimau Sumatra di Pasaman Sumbar Mati Terkena Perangkap Babi

1. Terjadi pendarahan di beberapa organ

Proses Nekropsi Harimau Sumatera Yang Mati Akibat Terkena Jerat di Pasaman, Sumatera Barat. IDN Times/Andri NH

Ardi bilang, Nekropsi oleh tim dokter Rumah Sakit Hewan Sumbar menyimpulkan terjadinya pendarahan di beberapa organ seperti rongga dada, paru-paru, dan pendarahan pada leher. Harimau itu juga terpapar panas matahari yang sangat tinggi dan hipoksia akut.

"Itu semua disebabkan karena adanya sling jerat yang melilit bagian leher, dada, hingga kepala harimau, sehingga mengakibatkan terganggunya pernafasan dan metabolisme tidak bekerja dengan baik," ujarnya.

2. Kadar oksigen berkurang

Proses Nekropsi Harimau Sumatera Yang Mati Akibat Terkena Jerat di Pasaman, Sumatera Barat. IDN Times/Andri NH

Ardi menambahkan, hasil Nekropsi juga menunjukkan fakta jika kadar oksigen pada Harimau Sumatra itu juga berkurang. Sehingga memicu jantung bekerja lebih berat untuk memompa darah ke seluruh tubuh sebagai dampak dari jerat. Organ jantung pada harimau terkonfirmasi mengalami pembengkakan.

"Kadar oksigen dalam tubuh harimau dapat terlihat dari mata dan kulit bagian dalam (mukosa) yang berwarna biru, hingga berakumulasi menjadi penyebab kematian. Adanya panas matahari yang berlebih menyebabkan stres (heat stress) dan kurangnya oksigen dalam tubuh," terangnya.

Baca Juga: Beruang Madu Masuk Kebun dan Makan Jagung Warga di Pagaralam

Berita Terkini Lainnya