Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Punya Pasangan Pendiam? Ini 5 Teknik Supaya Dia Nyaman Bercerita!

Ilustrasi pasangan (Pexels.com/Loc Dang)

Punya pasangan yang cenderung pendiam bisa jadi tantangan tersendiri. Bukan berarti dia gak peduli atau gak punya sesuatu untuk dibagikan, tapi mungkin dia butuh pendekatan yang berbeda supaya merasa nyaman membuka diri. Kadang, kita sudah coba ngajak ngobrol, tapi jawabannya cuma singkat atau malah senyum doang. Nah, kalau kamu pernah ngalamin ini, tenang aja, kamu gak sendirian!

Kuncinya bukan memaksa dia untuk banyak bicara, tapi menciptakan suasana yang bikin dia merasa aman dan dihargai. Setiap orang punya cara sendiri buat mengekspresikan perasaan dan pikirannya. Tugas kita adalah memahami ritmenya, bukan mengubahnya. Nah, kalau kamu mau bikin pasangan lebih nyaman untuk cerita, yuk coba lima teknik ini!

1. Bangun kepercayaan lewat obrolan santai

Ilustrasi pasangan (Pexels.com/Gustavo Fring)

Jangan langsung berharap pasangan bakal cerita hal-hal mendalam kalau selama ini kamu lebih sering tanya hal-hal "serius". Coba deh mulai dari obrolan santai yang ringan, seperti membahas makanan favorit, film terbaru, atau kejadian random yang kalian alami. Ini bisa bikin dia merasa lebih rileks dan gak terbebani dengan ekspektasi harus selalu punya topik obrolan yang dalam.

Saat dia mulai berbagi, hindari langsung memberikan pendapat atau solusi. Kadang, orang pendiam butuh waktu buat merangkai kata-kata sebelum benar-benar mengungkapkan apa yang mereka pikirkan. Jadi, cukup dengarkan dulu dan kasih respons yang menunjukkan kalau kamu tertarik dengan ceritanya, seperti anggukan, senyuman, atau tanggapan sederhana seperti, "Oh, gitu ya? Terus-terus?"

2. Ciptakan ruang nyaman tanpa tekanan

Ilustrasi pasangan (Pexels.com/Ketut Subiyanto)

Percaya atau tidak, suasana juga berperan besar dalam membuat seseorang nyaman untuk bercerita. Kalau kamu sering mengajaknya ngobrol di momen yang kurang tepat—misalnya saat dia lagi capek atau mood-nya kurang bagus—dia mungkin jadi makin enggan untuk terbuka. Jadi, perhatikan situasi dan pilih waktu yang lebih santai, misalnya saat jalan-jalan berdua atau sekadar duduk bareng sambil menikmati kopi.

Selain itu, hindari terlalu sering bertanya seperti sedang menginterogasi. Sebaliknya, coba biarkan percakapan mengalir alami. Kalau dia belum siap bercerita, gak apa-apa. Kadang, kehadiran yang nyaman tanpa banyak kata juga bisa jadi cara terbaik untuk menunjukkan bahwa kamu ada di sana untuknya.

3. Gunakan bahasa tubuh yang hangat

Ilustrasi pasangan (Pexels.com/August de Richelieu)

Komunikasi bukan cuma soal kata-kata, tapi juga tentang bagaimana kita menyampaikannya. Bahasa tubuh yang hangat dan terbuka bisa membantu pasangan merasa lebih aman. Misalnya, mempertahankan kontak mata dengan cara yang lembut, memberikan senyuman, atau sekadar duduk dengan posisi yang gak terlalu formal. Hal-hal kecil ini bisa bikin dia merasa lebih diterima dan dihargai.

Hindari gestur yang terkesan menghakimi, seperti menyilangkan tangan atau terlalu sering melihat ponsel saat dia berbicara. Orang pendiam biasanya lebih peka terhadap energi di sekitarnya, jadi kalau dia merasa kamu kurang fokus atau terlihat buru-buru, dia bisa jadi makin menutup diri. Tunjukkan kalau kamu benar-benar hadir di momen itu, dan lihat sendiri bagaimana dia mulai lebih terbuka dari waktu ke waktu.

4. Jadi pendengar yang tulus, bukan sekadar menunggu giliran bicara

Ilustrasi pasangan (Pexels.com/John Diez)

Sering kali, kita lebih fokus pada apa yang akan kita katakan selanjutnya ketimbang benar-benar mendengarkan. Padahal, orang pendiam butuh pendengar yang bisa memberikan ruang untuk mereka mengekspresikan diri tanpa takut disela atau dihakimi. Jadi, ketika pasangan mulai berbicara, coba fokus sepenuhnya pada kata-katanya, tanpa terburu-buru memberikan tanggapan atau solusi.

Selain itu, perhatikan juga bagaimana kamu merespons. Hindari langsung mengalihkan topik atau meremehkan perasaannya dengan kalimat seperti, "Ah, itu mah biasa aja." Sebaliknya, validasi perasaannya dengan sesuatu seperti, "Aku ngerti, pasti rasanya gak gampang ya," atau "Makasih ya udah cerita ke aku." Kata-kata sederhana tapi tulus bisa bikin dia merasa lebih dihargai dan makin nyaman buat terbuka.

5. Biarkan prosesnya mengalir, jangan dipaksakan

Ilustrasi pasangan (Pexels.com/Liliana Drew)

Membangun kepercayaan dan kenyamanan dalam komunikasi butuh waktu. Jangan buru-buru mengubah pasangan menjadi seseorang yang lebih banyak bicara hanya karena kamu merasa perlu lebih banyak interaksi verbal. Ingat, diamnya dia bukan berarti gak peduli—mungkin dia hanya punya cara yang berbeda dalam mengekspresikan kasih sayangnya.

Alih-alih memaksanya untuk terbuka, coba tunjukkan bahwa kamu menghargai dirinya apa adanya. Terima bahwa setiap orang punya ritme masing-masing dalam berbagi cerita. Kadang, tanpa disadari, kehadiran dan perhatian kecil yang kamu tunjukkan sehari-hari sudah lebih dari cukup untuk membuat dia merasa nyaman dan dipahami.

Punya pasangan yang pendiam bukan berarti hubungan kalian kurang hangat atau kurang komunikasi. Yang penting adalah bagaimana kamu membangun ruang aman untuknya bercerita tanpa merasa dihakimi atau terbebani. Dengan mendekatinya dengan sabar, menghargai ritmenya, dan menjadi pendengar yang tulus, kamu bisa menciptakan hubungan yang lebih dalam dan penuh kepercayaan. Ingat, bukan seberapa banyak kata yang diucapkan yang menentukan kedekatan, tapi bagaimana kalian memahami satu sama lain, bahkan dalam diam sekalipun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us