Rumah Layak Huni untuk Nenek Monika Akhirnya Terwujud

- Kapolres Mentawai membangun rumah layak huni untuk Monika (70) sebagai bentuk keprihatinan terhadap masyarakat yang membutuhkan.
- Rumah Monika sebelumnya tidak layak huni, berukuran 3x2 meter dengan atap bocor dan dinding lapuk.
- Rory Ratno merencanakan pembangunan rumah baru menggunakan kayu seluas 40 meter agar Monika bisa tinggal lebih nyaman.
Padang, IDN Times - Keinginan nenek Monika (70) untuk memiliki rumah layak huni akhirnya terwujud. Itu setelah Kapolres Mentawai, AKBP Rory Ratno membangunkan rumah yang lebih layak untuk perempuan paruh baya tersebut.
"Pembangunan rumah ini kami lakukan karena bentuk keprihatinan kami kepada masyarakat yang membutuhkan. Polri harus ada untuk masyarakat," kata Rory, Sabtu (19/4/2025).
Kini, Monika sudah bisa tidur lebih nyenyak di rumah yang lebih luas dan tidak perlu khawatir lagi dengan atap yang bocor dan hewan melatah yang masuk ke dalam rumahnya.
1. Awal mula bedah rumah untuk Monika

Rory menyebutkan, bedah rumah yang dilakukannya itu berawal saat ia melakukan kunjungan di daerah Sipora Selatan beberapa waktu lalu. Ia melakukan kunjungan tersebut untuk melihat keamanan dan keadaan warga di daerah tersebut.
"Saat sampai di Dusun Sao, Desa Bosua, Kecamatan Sipora Selatan saya melihat ada sebuah rumah yang menurut saya tidak layak huni," katanya.
Ia menanyakan soal pemilik rumah tersebut yang ternyata kepemilikan atas nama Monika seorang perempuan paruh baya yang menempati rumah reok itu.
Rory menggambarkan, rumah yang dihuni oleh Monika adalah sebuah rumah dengan panjang kurang lebih 3 meter dan lebar kurang lebih 2 meter.
"Di rumah itu beliau tidur, memasak, makan dan semuanya dilakukan di dalam ruangan yang berdinding papan yang sudah mulai lapuk," katanya.
Selain itu, menurut Rory atap rumah yang dihuni oleh Monika sebelumnya juga sering bocor dan hanya lapisi dengan plastik agar air tidak mengenai tempat tidur Monika.
2. Rencanakan pembangunan rumah baru untuk Monika

Tak ingin berpangku tangan, Rory berencana membangunkan rumah baru yang lebih layak untuk perempuan paruh baya itu agar bisa beristirahat lebih nyaman.
"Saya menanyakan soal tanah yang ada di samping rumah itu yang ternyata memang milik ibu Monika. Dengan begitu, saya langsung merencanakan untuk membangunkan rumah," katanya.
Tanah seluas kurang lebih 40 meter itu direncanakan untuk membuat sebuah bangunan yang terbuat dari kayu yang jauh lebih layak dan lebih luas untuk Monika.
"Saya mencoba berkoordinasi juga dengan kepala desa soal rencana pembangunan itu dan Kepala Desa juga menyambutnya dengan sangat baik," katanya.
Rory langsung memerintahkan Bhabinkamtibmas untuk membantu pembangunan rumah untuk Monika itu bersama beberapa warga lainnya yang bersedia untuk membantu.
3. Pembangunan dimulai

Rory langsung membelikan keperluan yang dibutuhkan untuk membangun rumah tersebut dengan disain sederhana dan tentunya lebih luas dibanding gubuk yang dihuni selama ini.
"Agar rumah itu bisa cepat dibangun dan tahan gempa, pembangunannya hanya menggunakan kayu dan papan yang tentunya lebih aman," katanya.
Ketokan palu memecah kesunyian di desa itu. Bhabinkamtibmas dan warga setempat saling bahu-membahu mulai dari meletakkan kayu sebagai pondasi, memasang bingkai dinding hingga memasang papan dan atap.
"Dalam sepekan, rumah itu sudah selesai dibangun dan bu Monika sudah bisa menempati rumah itu. Semoga ini bisa digunakan dengan baik kedepannya," katanya.
Ia berharap, dengan bedah rumah yang dilakukan tersebut Monika bisa tinggal dengan layak dan tidak perlu khawatir lagi dengan rumah bocor dan terpaan angin.