Punya Rasa Otentik, 4 Makanan Olahan Durian Khas Palembang

- Tempoyak, makanan terkenal dari durian yang difermentasi, menjadi favorit di Sumsel dan dikombinasikan dengan berbagai kuliner lainnya.
- Srikayo duren, olahan durian yang manis dan kaya sejarah, biasanya dimakan bersama ketan sebagai camilan atau makanan penutup.
- Kolak durian dan lempok, dua hidangan tradisional dari durian yang memiliki makna budaya dan kearifan lokal tersendiri di Palembang.
Palembang, IDN Times -Sejumlah daerah di Sumatra Selatan (Sumsel) kini sedang panen besar-besaran buah durian. Tak heran, banyak penjual durian dadakan ditemukan di sejumlah tempat dengan harga murah meriah tergantung ukuran.
Selain menjadi buah primadona, durian rupanya tak hanya dimakan utuh begitu saja. Makanan olahan durian pun masuk dalam daftar menu favorit masyarakat dan ada juga yang bisa dijadikan oleh-oleh kuliner khas yang unik.
Maka itu, tak lengkap rasanya jika main ke Palembang atau wilayah lain di sekitarnya jika belum mencicipi makanan olahan durian ini. Berikut empat kuliner olahan durian khas Sumsel yang direkomendasikan bagi kamu pecinta durian!
1. Tempoyak: Fermentasi Durian yang Kaya Rasa

Salah satu makanan yang sangat terkenal dan digemari oleh masyarakat Palembang dan sekitarnya adalah tempoyak. Makanan ini terbuat dari daging buah durian yang difermentasi. Daging segar buah durian yang telah diberi sedikit garam dimasukkan dalam wadah yang tertutup rapat selama satu minggu agar dapat berfermentasi dan menjadi tempoyak.
Tempoyak sangat digemari di Sumsel sehingga akhirnya dikombinasikan dengan berbagai kuliner lainnya dan menghasilkan makanan yang khas, Seperti Pepes Patin Tempoyak, yaitu ikan patin diberi bumbu halus yang telah dicampur tempoyak lalu dibungkus dalam daun pisang dan dikukus.
Tempoyak bukan hanya sekadar makanan fermentasi dari buah durian, tetapi juga memiliki nilai budaya yang dalam bagi masyarakat Palembang. Proses pembuatannya yang melibatkan durian yang sudah masak dan belum laku mencerminkan semangat untuk tidak menyia-nyiakan sumber daya alam serta kearifan lokal dalam mengolah bahan pangan.
2. Srikayo Durian: Manis Lembut dengan Sentuhan Sejarah

Kudapan manis satu ini adalah olahan durian yang menjadi favorit di Palembang, biasanya dimakan setelah menyantap pempek atau makanan berat lainnya. Srikayo duren Palembang dibuat dari santan, daging buah durian, gula pasir, dan telur, untuk menguatkan rasa dan memberi warna ditambahkan daun Pandan dan daun Suji.
Mengkonsumsi srikayo duren akan lebih enak jika berbarengan dengan ketan. Biasanya ketan dibuat terpisah dengan Srikayo Palembang.
Srikayo sendiri bukanlah sekadar makanan penutup biasa, tetapi juga sebuah cerminan dari sejarah dan kearifan lokal Palembang. Meskipun sulit untuk menetapkan asal-usul yang pasti, Srikayo diyakini telah ada sejak zaman dahulu kala, menjadi bagian penting dari warisan kuliner Palembang yang kaya.
Dari beberapa literatur, srikayo sering dihidangkan dalam upacara adat atau perayaan keagamaan, sebagai simbol keberkahan dan kegembiraan. Namun, seiring berjalannya waktu, Srikayo menjadi populer di kalangan masyarakat Palembang sebagai camilan atau makanan penutup sehari-hari.
3. Kolak Durian: Sajian Tradisional dengan Sentuhan Ketan

Kolak durian di Palembang biasanya disantap bersama ketan, yang ditanak seperti memasak nasi biasa. Kolak Durian juga kadang disajikan dalam keadaan dingin bersama batu es.
Kolak durian bukanlah sekadar camilan biasa bagi masyarakat Palembang, namun menjadi bagian dari tradisi dalam menyambut bulan Ramadan atau momen-momen istimewa seperti lebaran.
Masyarakat terutama ibu-ibu di Palembang kerap kali memasak hidangan ini dengan penuh kecermatan dan kehangatan, menjadikannya bukan sekadar sajian lezat, tetapi juga sarana bagi keluarga untuk berkumpul dan berbagi cerita.
4. Lempok Durian: Mirip Dodol tapi dengan Rasa Autentik

Lempok adalah penganan yang terbuat dari durian dengan bentuk menyerupai dodol, namun berbeda dengan dodol, Lempok dibuat tanpa menggunakan tepung ketan. Tidak hanya legit, lempok durian pun bisa tahan lama hingga satu tahun.
Lempok dibuat dengan mencampurkan daging buah durian dengan gula pasir dan sedikit garam dalam wadah yang sama lalu diaduk sampai rata selama 2 jam di atas api kecil. Tak hanya cita rasanya yang menarik, tetapi lempok durian juga melambangkan kekayaan dan keunikan kuliner lokal di Sumsel.
Salah satu daerah dengan industri rumahan pembuat lempok terbesar di Sumsel ada di Tebing Tinggi. Di daerah ini para perajin lempok berkumpul dan kebanyakan dari perajin ini adalah pelaku usaha turun-temurun.
Para perajin memulai pembuatan lempok dengan memisahkan daging dan biji buah durian. Meski tahap ini terbilang mudah, di sini perajin harus berhati-hati memilih buah durian. Kualitas buah durian sangat memengaruhi hasil lempok.