Ustaz Ponpes di Muba Tak Bisa Mengajar Usai Diancam Preman

Permasalahan awalnya dipicu fee katering ke perusahaan

Musi Banyuasin, IDN Times - Para ustaz dari Pondok Pesantren (Ponpes) Mamba’ul Qur’an Desa Kaliberau, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), mendatangi Polda Sumsel untuk meminta perlindungan.

Kedatangan para ustaz didampingi pengacaranya Senin (22/5/2023) kemarin, terkait perselisihan antara ustaz di Ponpes dengan preman. Pemicunya adalah fee katering milik Unit Usaha BUMdes. Para ustaz itu pun tak bisa mengajar karena ancaman yang datang terus-menerus.

Baca Juga: Pihak Swasta Kelola Pasar 16 Ilir, Janji Bangun Eskalator

1. Berselisih dipicu fee katering

Ustaz Ponpes di Muba Tak Bisa Mengajar Usai Diancam PremanIlustrasi penganiayaan (IDN Times/Sukma Sakti)

Azhari, seorang ustaz Ponpes mengaku awal ancaman para preman bermula dari usaha berupa pekerjaan yang dilakukan Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) pada Mei 2023.

"Salah satu unit usaha BUMdes adalah memasok kebutuhan makanan katering perusahaan yang ada di desa itu. BUMdes kita memasok makanan katering untuk kebutuhan salah satu perusahaan,” ujarnya.

Ia mengakui selama ini warga berinisial Ca mendapatkan pekerjaan tersebut. Dengan realisasi atau fee bagi BUMdes sebesar Rp200 per porsi. Selanjutnya, BUMdes yang diketuai Kepala Desa baru bermusyawarah agar BUMdes mendapat bagaian atau fee Rp1.000 per porsi.

"Pihak Ponpes melihat ini peluang untuk mendapatkan income agar Ponpes dapat berkembang dan maju," jelasnya.

Baca Juga: Remaja Putri 15 Tahun di Pagar Alam Diperkosa 3 Pemuda

2. Ketua ponpes dianiaya rombongan preman

Ustaz Ponpes di Muba Tak Bisa Mengajar Usai Diancam PremanIlustrasi perkelahian, IDN Times/Sukma Shakti

Puncaknya saat Ketua Ponpes bernama Abdul Aziz bersama rombongan diadang kawanan Ca yang dendam. Mereka memukul Abdul Aziz hingga masuk rumah sakit. Lalu seorang ustaz bernama Wijianto berusaha membela. Ia mengambil golok dari mobil dan membacok salah satu preman hingga berlumuran darah.

"Ustaz Wijianto sudah menyerahkan diri ke Polsek Bayung Lencir dan ditahan. Namun masalahnya tak selesai, kawanan Ca ini masih menaruh dendam. Ancaman semakin sering kami rasakan karena mereka sering keluar masuk pesantren untuk menakut-nakuti dan mencari-cari permasalahan,” paparnya.

3. Santri tak sekolah karena ustaz diancam

Ustaz Ponpes di Muba Tak Bisa Mengajar Usai Diancam PremanIlustrasi santri di pondok pesantren. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

Pengacara para ustaz, Yeperson menambahkan, medical record menyatakan kliennya mengalami nyeri kepala karena trauma akibat kena pukul rombongan Ca.

“Korban hingga petang Senin kemarin masih mendapatkan perawatan di rumah sakit Myria Palembang,” ungkapnya.

Pihak korban berharap Polda Sumsel segera menanggapi laporan tersebut. Mereka kasihan terhadap santri yang tidak dapat belajar karena para ustaz merasa terancam.

"Santri Ponpes Mamba’ul Qur’an memilih tak sekolah, sebab ustaz mereka tak masuk mengajar," tutupnya.

Baca Juga: Tersangka Pencabulan Datang ke Polda Sumsel Gunakan Kostum Pocong

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya