Pemuda di Palembang Ini Pura-pura Pingsan Saat Ditilang

Polisi minta peran orangtua cegah anaknya keluar malam

Palembang, IDN Times - Aksi balap liar di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, Palembang, kembali marak usai pelonggaran aktivitas masyarakat. Saat melakukan razia, Sabtu (2/10/2021) lalu, anggota Polrestabes Palembang ditabrak seorang pemuda yang ketakutan saat dihentikan polisi.

"Kebetulan yang ditabrak adalah asisten (Sopir) saya, Briptu Dicky. Anggota saya tidak apa-apa, karena saat akan ditabrak dia sudah dalam posisi kuda-kuda yang siap," ungkap Kasat Lantas Polrestabes Palembang, Kompol Endro Wibowo, Senin (4/10/2021).

1. Pemuda tersebut bangun dari pingsan usai ditertawakan

Pemuda di Palembang Ini Pura-pura Pingsan Saat DitilangIlustrasi tilang. IDN Times/Mia Amalia

Menurut Endro, anggotanya tidak mengalami luka. Sedangkan pemuda yang menabrak menerapkan jurus pingsan. Walau sempat membuat orang-orang panik, namun dipastikan ternyata pemuda tersebut hanya nge-prank.

"Gak ada korban, aman. Jadi dia itu pura-pura pingsan. Saat dia pingsan, ditertawakan orang di sana, lalu bangun sendiri. Lucu jadinya," ujar Endro.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Turun, Aktivitas Warga Palembang di Luar Rumah Naik 

2. Banyak kendaraan yang dimodifikasi tidak standar

Pemuda di Palembang Ini Pura-pura Pingsan Saat DitilangIlustrasi Rem Tromol (IDN Times/Dwi Agustiar)

Pihaknya telah menilang 103 kendaraan. Sebanyak 78 kendaraan yang ditilang menggunakan knalpot tidak standar. Menurut Endro, razia gabungan kemarin bersama bagian narkoba, intel, dan unit lain. Razia dilakukan bersama-sama sebagai pintu masuk ke razia lainnya.

"Sudirman menjadi kawasan di Palembang yang selalu ramai anak muda saat akhir pekan. Jadi fokus kita memang kendaraan seperti motor yang tidak standar," jelas dia.

3. Peran orangtua diperlukan untuk menjaga anaknya

Pemuda di Palembang Ini Pura-pura Pingsan Saat Ditilanggoogle

Endro menjelaskan, pihaknya tidak bekerja sendiri untuk mengatasi balap liar. Diperlukan upaya bersama, terutama oleh orangtua untuk melarang anaknya keluar hingga larut malam. Pihaknya banyak mendata anak-anak remaja yang keluar malam hari hanya untuk kumpul-kumpul.

"Jam 12 ke atas itu sudah tidak wajar bagi anak-anak ke luar rumah. Kita harap peran orang tu, terutama motor-motor yang diubah tidak standar. Kalau dari orangtua sudah melarang, setidaknya anak-anak tidak mengganti kendaraannya," tutup dia.

Baca Juga: Hore, Okupansi Rumah Sakit di Palembang Sudah 6 Persen 

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya