Menpora Janji Siapkan Payung Hukum Perbaiki Sepak Bola Indonesia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melakukan Diskusi Kelompok Fokus atau Focus Group Discussion (FGD) yang membahas Penyempurnaan Inpres nomor 3 tahun 2019. Inpres tersebut mengatur tentang pembangunan sepak bola nasional.
Dengan beragam masalah dalam sepak bola Indonesia akhir-akhir ini, Kemenpora berharap mendapat solusi untuk memperbaiki tatanan sepak bola dalam negeri.
"Kita mendiskusikan berbagai masalah sepak bola Indonesia mulai dari infrastruktur, pembinaan bibit atlet pada tatanan paling bawah di daerah, hingga urusan garis koordinasi pembagian tugas antar lembaga," ungkap Menpora Zainudin Amali, Rabu (1/2/2023).
Baca Juga: Sriwijaya FC Absen Bahas Liga dengan PT LIB di Jakarta
1. Pusat dan daerah diharapkan terlibat
Zainudin menilai, Inpres nomor 3 tahun 2019 akan disempurnakan menjadi payung hukum untuk memperbaiki tatanan sepak bola Indonesia. Ia berharap permasalahan sepak bola menjadi tanggung jawab bersama antar lembaga yang menaungi, mulai dari pusat hingga daerah.
"Poin dasarnya mengintegrasikan seluruh elemen di pusat-daerah, diikat dalam satu acuan (yakni Inpres nomor 3). Jadi nanti jangan ada lagi pihak yang merasa tidak dilibatkan dalam olahraga ini. Kita tinggalkan yang lalu tatap ke depan," beber dia.
Baca Juga: Mantan Dirkeu Sriwijaya FC Dituntut 8 Tahun Penjara karena Korupsi
2. Inpres diharapkan dirumuskan jadi payung hukum
Zainudin mengatakan penyempurnaan Inpres nomor 3 tahun 2019 sempat tertunda akibat pandemik COVID-19 lalu. Dirinya berharap sebelum Piala Dunia U-20, semua masalah payung hukum bisa diselesaikan.
"Apa lagi FIFA yang ingin menjadikan Indonesia sebagai salah satu episentrum sepak bola Asia, dan dalam waktu dekat bakal berkantor di Tanah Air. Harusnya ini jadi momentum kita untuk memperbaiki langkah ke depan. Kalau ini (Inpres) tidak segera diselesaikan, sampai kapan pun sepak bola kita akan begini saja," jelas dia.
Payung hukum tersebut diharap bisa membuat kompetisi sepak bola mulai dari tingkat amatir hingga profesional dapat berjalan sistematis, seperti pembinaan anak usia dini. Tragedi Kanjuruhan Malang disebutnya sebagai salah satu bahan evaluasi pembinaan sepak bola Indonesia.
"Ya itu masuk juga, belajar dari situ. Tapi tidak secara spesifik penyempurnaan ini karena peristiwa itu, sebab Inpres sudah ada sejak 2019," jelas dia.
3. Sepak bola amatir diharap lebih jelar arahnya
Senada dikatakan Wakil Ketua Umum PSSI, Iwan Budianto menyebutkan, dirinya optimis terhadap tatanan sepak bola ke depan menjadi lebih baik setelah menerapkan Inpres yang dibuat dengan melibatkan semua pihak.
Dirinya mengakui selama ini garis koordinasi dalam pengambilan keputusan dan perencanaan hanya dilakukan pusat dan daerah. Dirinya mencontohkan banyak liga amatir di tingkat nasional dan provinsi yang diselenggarakan tanpa arah jelas.
"Kami sangat mengapresiasi apa yang diinisiasikan Kemenpora karena semuanya akan diatur dalam Inpres. Setelah Palembang untuk Indonesia Barat, FGD berlangsung di Solo dari Indonesia Tengah, dan di Bali untuk Indonesia Timur. Semuanya dikumpulkan, cari apa kebutuhan melalui sudut pandang antar lembaga," tutup dia.
Baca Juga: Ternyata Sriwijaya FC Selesaikan Kontrak Pemain Sejak Desember 2022