Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Komplotan Penipu Biaya Transfer BRI Asal Sumsel Berhasil Dibekuk

Polda Sumsel Amankan para pelaku penipuan modus Perbankan (Dok: istimewa)

Palembang, IDN Times - Polda Sumatra Selatan (Sumsel) menangkap tiga orang pemuda tersangka penipuan perbankan. Ketiga tersangka adalah Dwiki (21), Ripers (29), dan Aldo (23), warga Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Ketiga tersangka menguras isi rekening korban hingga ratusan juta.

"Ketiga tersangka dibekuk setelah korbannya di Jawa Barat melapor. Ia melakukan transaksi pengurusan pembaruan tarif transaksi aplikasi bank dan kehilangan uang Rp250 juta," ungkap Direktur Ditreskrimum Polda Sumsel, Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo, Jumat (12/8/2022).

1. Masih ada beberapa pelaku yang buron

Ilustrasi praktik penipuan secara online (Shutterstock/smolaw)

Para tersangka menggunakan modus pembaharuan transfer rekening BRI. Setiap tersangka memiliki peran masing-masing, seperti Dwiki yang menjadi operator, Ripers sebagai orang yang menyediakan rekening penampungan, dan Aldo bertugas mengirim pesan melalui WhatsApp.

"Masih ada beberapa pelaku lagi dalam komplotan ini yang kita buru keberadaannya. Identitasnya sudah kita kantongi yakni RV, AJ dan SN," jelas dia.

2. Para pelaku mengaku sebagai pegawai bank

Ilustrasi penipuan online melalui handphone (Shutterstock/Motortion Films)

Para tersangka mengaku sebagai pegawai BRI untuk meyakinkan para korbannya. Targetnya pun diminta mengisi link yang diberikan para tersangka untuk memperlancar proses transaksi.

Korban yang teperdaya dan tak menyadari sudah masuk dalam skema penipuan, mengisi link yang telah diberikan. Mereka diminta menuliskan password sekaligus kode OTP korban.

"Dari hasil pemeriksaan, tersangka bisa mendapat hasil sampai di kisaran Rp500 juta. Tapi keterangan ini masih akan kita dalami. Termasuk juga pengakuan mereka yang katanya baru beraksi sekitar dua bulan, dan baru beraksi sebanyak dua kali. Pengakuan ini juga akan terus kita dalami," ujar dia.

Tersangka menggunakan sistem acak dalam mencari korban. Mereka tak perlu pergi ke suatu tempat untuk beraksi, cukup dari Tulung Selatan sudah bisa menguras isi ATM korban.

"Mereka ini mencari korbannya dengan cara random atau menentukan korban secara acak. Kasus ini akan terus kita kembangkan dan memburu tiga pelaku lagi yang masih buron," beber dia.

3. Modus para pelaku dalam melakukan penipuan

Ilustrasi korban penipuan online melalui handphone (Shutterstock/fizkes)

Tersangka Dwiki menerangkan, modus yang dilakukan kelompoknya menggunakan nomor acak. Setelah nomor didapat. Mereka akan mengirim pesan melalui WhatsApp.

"Nomor korban kami dapat dengan cara acak, terus kami hubungi pakai WA yang dipasang logo BRI," ujar Dwiki.

Dalam pesan itu, tim akan meyakinkan para korban jika ada pembaharuan tarif transaksi untuk nasabah dari Rp6.500 per sekali transfer menjadi Rp150.000. Korban yang keberatan akan diminta mengisi link.

"Setelah itu kami dapat datanya (korban), ya lanjut ambil isi rekeningnya," kata dia.

Dwiki di depan aparat kepolisian akhirnya menggunakan keahliannya memperagakan cara menelepon. Ia cukup terampil sebagai operator untuk membujuk korbannya.

"Saya belajar ini dari Revan. Dia yang punya link. Tapi sekarang saya tidak tahu dia di mana," tutup dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deryardli Tiarhendi
Rangga Erfizal
Deryardli Tiarhendi
EditorDeryardli Tiarhendi
Follow Us