Antisipasi Pasien Positif Naik, Gubernur Sumsel Buka Wisma Atlet 

Pembukaan wisma atlet dilakukan untuk berjaga-jaga

Palembang, IDN Times - Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel), Herman Deru, kembali membuka Wisma Atlet di Jakabaring, Palembang. Menurut Deru, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel berjaga-jaga jika pasien COVID-19 membludak.

Pembukaan tower dilakukan setelah pembahasan mengenai kemungkinan meningkatnya jumlah Bad Occupancy Ratio (BOR) di Bumi Sriwijaya, apalagi pasca lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah.

"Besok sebelum lebaran sudah dibuka. Wisma ini buka untuk berjaga-jaja terlebih dahulu," ungkap Herman Deru, Selasa (11/5/2021).

1. Pemprov buka satu tower pertama

Antisipasi Pasien Positif Naik, Gubernur Sumsel Buka Wisma Atlet Polyclinic jakabaring palembang tempat pasien tes swab (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Herman Deru menjelaskan, Wisma Atlet akan dibuka satu tower terlebih dahulu. Pemprov Sumsel bakal membuka tiga tower lagi jika pasien positif terus membludak.

"Total ada 567 kamar di tiga tower, besok satu tower dulu yang dibuka. Hari ini dibersihkan," ujar dia.

Baca Juga: Ditegur Mendagri, Gubernur Sumsel Bantah Kasus COVID-19 Naik

2. BOR Palembang tinggi karena pemkot kurangi jumlah RS

Antisipasi Pasien Positif Naik, Gubernur Sumsel Buka Wisma Atlet Gubernur Sumsel Herman Deru, saat tiba di Puskesmas Gandus (IDN Times/Rangga Erfizal)

Sejauh ini jumlah BOR Kota Palembang sudah mencapai 70 persen atau di atas standar organisasi kesehatan dunia (WHO). Menurut Deru, angka 70 persen tersebut muncul karena Kota Palembang menurunkan jumlah tempat tidur di setiap RS menjadi sekitar 700 unit.

"Makanya semalam saya minta kepada Wali Kota untuk kembalikan fungsi bad ke semula. Kalau bad-nya ditambah, maka BOR Palembang jadi 40 persen," ujar dia.

3. BOR Sumsel mendekati 60 persen

Antisipasi Pasien Positif Naik, Gubernur Sumsel Buka Wisma Atlet Wisma Atlet Jakabaring Palembang untuk menampung Orang Dalam Pemantauan (ODP) paparan COVID-19 (ANTARA FOTO/Feny Selly)

Sebelumnya, Epidemiolog Universitas Sriwijaya (Unsri), Iche Andriyani Liberty menjelaskan, selama sepekan jumlah BOR di Sumsel mengalami kenaikan dari 55 persen menjadi 58 persen. Kenaikan BOR ini terjadi akibat mobilitas masyarakat terutama setelah paskah dan awal Ramadan.

Peningkatan jumlah BOR diikuti oleh kenaikan angka kematian Sumsel mencapai 4,93 persen melebihi angka nasional 2,7 persen. Lalu angka kesembuhan mencapai 88,14 persen, masih lebih rendah dibanding nasional 91,5 persen. Begitu juga angka sebaran kasus mencapai 30 persen lebih.

"Peningkatan jumlah kasus ini menjadi sinyal waspada bagi pemerintah. Sudah saatnya pemerintah melakukan persiapan untuk mengantisipasi kemungkinan lonjakan kasus positif di Sumsel, terutama mendekati Idul Fitri," tutup dia.

Baca Juga: Kenaikan Zona Merah di Sumsel Diduga Akibat Varian B1617 Asal India 

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya