Sumsel Andalkan TMC dengan Semai Garam Antisipasi Karhutla

Proses TMC dengan penyemaian garam NaCl ke awan berpotensi

Palembang, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatra Selatan (BPBD Sumsel berupaya mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), salah satunya dengan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

"Teknologi semai awan agar berpotensi menjadi awan hujan. TMC menjadi upaya unggulan untuk mengantisipasi karhutla," ujar Kepala BPBD Sumsel, Iriansyah, Minggu (29/5/2022).

1. Operasi TMC mendapat dukungan BRIN dan AURI

Sumsel Andalkan TMC dengan Semai Garam Antisipasi KarhutlaIlustrasi penanganan Karhutlah (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Operasi TMC yang dilaksanakan di Sumsel mendapat dukungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Mereka menggunakan pesawat Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) untuk menaburkan garam NaCl ke langit Bumi Sriwijaya.

"Dukungan juga datang dari Gubernur Sumsel dengan menetapkan status Siaga Karhutla," kata dia.

Baca Juga: BBTMC Mulai Semai 800 Kg Garam di Langit Sumsel

2. TMC di Sumsel sudah dilakukan sejak 25 Mei 2022

Sumsel Andalkan TMC dengan Semai Garam Antisipasi KarhutlaIlustrasi Penanganan Karhutlah (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Lahan-lahan yang mulai mengering diharapkan tetap basah dengan TMC, sehingga bisa meminimalisir terjadinya karhutla. Tujuan TMC salah satunya untuk membasahi lahan terutama gambut.

"TMC dilakukan selama 15 hari sejak 25 Mei. Berdasarkan pantauan kita masih terdapat beberapa titik awan potensi yang bisa kita semai,” jelasnya.

Iriansyah menyebut beberapa daerah yang memiliki lahan gambut berpotensi mengalami karhutla, seperti Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Muara Enim, Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Kabupaten Pali.

3. Puncak kemarau di Palembang diprediksi mulai Juli

Sumsel Andalkan TMC dengan Semai Garam Antisipasi KarhutlaANTARA FOTO/Rony Muharrman

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II SMB II Palembang, Desindra mengatakan, kemarau pada tahun ini akan terjadi selama beberapa bulan ke depan mulai Mei hingga November 2022.

"Sedangkan puncaknya diperkirakan terjadi pada Juli, Agustus, hingga September ke depan," tandas dia.

Baca Juga: TMC Sejak Dini Cegah Karhutla Gambut di Sumsel-Jambi 

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya