TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Warga Pagar Alam Temukan Sampah Medis Bekas Rapid Test di Sungai

DLH dan Dinkes Pagar Alam sudah evakuasi sampah medis

Sampah medis yang ditemukan warga (IDN Times/istimewa)

Pagaralam, IDN Times - Dua kantong plastik berwarna kuning ditemukan warga Kota Pagar Alam terapung di sebuah aliran sungai di kawasan Jalan Padang Tebung, Kecamatan Dempo Utara, Kamis (16/10/2020) kemarin.

Penemuan kantong plastik berukuran besar itu membuat geger masyarakat, lantaran di dalam kantong berisi bekas alat rapid test, alat suntik, serta bekas botol obat serta alat medis lainnya.

"Limbah medis itu benar ditemukan di sungai. Kami bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sudah mengamankan lokasi dan mengambil limbah medis," ungkap Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pagar Alam, Taswin, Jumat (16/10/2020).

Baca Juga: Sampah dan Limbah Medis COVID-19 Ditemukan di TPA Bekasi

1. Bantah sampah medis berasal dari rumah sakit dan Dinkes

Ilustrasi Sampah Medis (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Dinkes Pagar Alam membenarkan jika sampah medis itu berasal dari fasilitas kesehatan (faskes). Hanya saja, pihaknya belum mengetahui Puskesmas atau klinik mana yang sengaja membuang sampah medis ke sungai. Taswin menolak jika dikaitkan dengan rumah sakit dan Dinkes.

"Kalau kita tidak mungkin, karena sudah memiliki tempat sampah medis sendiri. Sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) bahwa limbah medis tidak bisa dibuang sembarangan," jelas dia.

2. Sampah medis yang ditemukan telah dievakuasi

Ilustrasi Sampah Medis (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Saat dilakukan evakuasi, pihaknya tidak menemukan sampah medis dalam keadaan terurai. Sampah itu masih berada di dalam kantong secara utuh. Pihaknya masih melakukan pencarian mengikuti aliran sungai, mengantisipasi ada limbah medis lain yang dibuang ke sungai.

"Dinkes dan DLH juga sudah melakukan penyisiran di sepanjang aliran sungai, tempat ditemukannya limbah medis itu untuk memastikan tidak ada kejadian serupa yang bisa berdampak buruk bagi masyarakat," jelas dia.

Baca Juga: Siapa Prioritas Penerima Vaksin COVID-19 Setelah Tenaga Medis?

Berita Terkini Lainnya