Tampung Laporan Mahasiswa Terluka, Walhi dan LBH Buka Posko Pengaduan
49 mahasiswa korban bentrok di depan Gedung DPRD Sumsel
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Palembang bersama jaringan advokat dan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumsel, mengecam tindakan represif aparat penegak hukum dalam aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Provinsi Sumsel, Jalan POM IX, Kota Palembang, Selasa (24/9).
Pada kericuhan aksi unjuk rasa tersebut, ada 49 mahasiswa menjadi korban tindak kekerasan pihak kepolisian dan harus dilarikan ke berbagai rumah sakit.
"Walhi bersama LBH mengutuk keras tindakan represif aparat keamanan pada demo yang terjadi (Selasa) kemarin. Dari investigasi singkat kami, terdapat 49 Mahasiswa yang terluka dan dilarikan ke Rumah sakit. 28 orang di Rumah sakit Charitas, 8 RS AK Gani, dan 13 orang di RS Muhammadiyah. Banyak korban yang berjatuhan banyak yang terluka, dan memar," jelas Direktur Walhi Sumsel, Hairul Sobri, Rabu (25/9).
1. Walhi Siap Tampung aspirasi
Sobri mengungkapkan, pihaknya mendirikan posko bantuan yang bertempat di Sekretariat Walhi Sumsel, guna mengakomodir mahasiswa yang menjadi korban bentrok dengan aparat kepolisian. Saat ini, mahasiswa yang mengalami cedera itu mulai membangun komunikasi dengan posko bantuan hukum.
"Yang sudah kita data hingga saat ini banyak mengalami kekerasan fisik patah kaki, pecah kepala dan memar," ungkap dia.
"Ada yang kepalanya pecah dari Mahasiswa UIN Raden Fatah, sedangkan yang patah kaki itu mahasiswi Politeknik Sriwijaya. Kami pasti kan luka fisik itu banyak. Dari bukti-bukti yang sudah kita kantongi. Kalau luka dari gas air mata lebih banyak lagi," sambung dia.
Baca Juga: Aksi Unjuk Rasa di Palembang Ricuh, Mahasiswa & Polisi Terluka
Baca Juga: Ricuhnya Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa di Palembang Diduga Ada Provokasi