TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Siswa SMA Taruna Indonesia Palembang Kembali Jadi Korban Kekerasan 

Korban takut kembali ke sekolah, keluarga laporkan ke polisi

SMA Semi mileter Taruna Indonesia Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Palembang, IDN Times -Siswa SMA Taruna Indonesia Palembang kembali menjadi korban tindak kekerasan. Padahal, sekolah ini baru saja diberi sanksi dari Dinas Pendidikan Sumsel. 

Dari pengakuan DL (16), siswa kelas 10 SMA Taruna Indonesia Palembang, mendapat perlakuan kasar dari senior yang satu tingkat di atasnya.

"Saat itu di angkatan saya ada yang bikin salah, tetapi saya yang kena imbasnya. Sehingga saya dibawa ke dalam ruangan yang disebut barak. Di sana saya dipukuli," ujar DL, Jumat (29/11).

1. Siswa kelas satu selalu menjadi sasaran amarah senior

Korban DL didampingi ibunya mengaku mendapat penyiksaan oleh senior di SMA Taruna Indonesia (IDN Times/istimewa)

Korban DL menuturkan, saat di bawa ke dalam barak itu, dirinya sempat bertanya kenapa dirinya yang menjadi sasaran amukan para senior. Akibatnya, DL merasa trauma luar biasa dengan apa yang baru dirasakannya. DL selalu teringat teman-temannya yang meninggal akibat mengalami penyiksaan. Bahkan, DL merasa takut untuk kembali pergi bersekolah ke SMA Taruna Indonesia. 

"Mereka bilang jangan banyak bicara, setelah itu saya dipukuli oleh senior. Saat dipukuli itu mereka baru bercerita kenapa saya dipukuli, katanya ada angkatan aku yang salah. Aku jawab kenapa aku yang dipukuli, mereka tidak peduli," tutur DL.

2. Cara senior melakukan kekerasan dengan menggunakan tangan kosong dan alat bantu

Siswa baru SMA Taruna Indonesia saat menjalani ospek (IDN Times/Rangga Erfizal)

Korban DL yang merupakan warga Lahat itu mengaku mendapat pukulan, tendangan, hingga ditampar oleh para seniornya. Selain dengan tangan terbuka, para seniornya pun kerap menyiksa dengan alat bantu seperti mistar plastik. Sasaran pukulan beragam, mulai dari dada, badan hingga wajah. Bukan hanya korban DL, namun kakak tingkatnya itu sering menyiksa teman-temannya yang lain.

"Ada lima senior yang melakukan pemukulan, pihak sekolah pun tidak tahu adanya penyiksaan itu. Kami takut melaporkan, karena sudah diancam oleh senior saya. Saya waktu itu dijemput keluarga, jadi sekarang tidak mau lagi datang ke sekolah karena saya sudah trauma," jelas DL di rumah bibinya, di kawasan Kertapati, Palembang.

Baca Juga: Resmi, Gubernur Sumsel Bekukan SMA Taruna Indonesia   

3. Keluarga dan siswa mengalami trauma

(Suasana di SMA Taruna Indonesia Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Sementara itu, bapak korban DL, Bahudin, menyayangkan penyiksaan terhadap anaknya tersebut. Dirinya berharap pihak berwajib dapat menindak kasus ini, hingga tidak ada korban jiwa yang berjatuhan lagi. Bahudin sedih melihat kondisi putranya yang saat ini masih mengalami trauma.

"Kami sudah melaporkan kasus ini ke kantor polisi, agar pelakunya ditangkap dan proses oleh pihak berwajib. Keluarga trauma, anak kami juga sudah tidak mau lagi datang ke sekolah tersebut," kata dia.

Berita Terkini Lainnya