TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kekerasan Perempuan dan Anak di Sumsel Turun, Pelaporan Minim?

Banyak kasus kekerasan tidak dilaporkan karena dianggap aib

ilustrasi kekerasan (IDN Times/Nathan Manaloe)

Palembang, IDN Times - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Sumatra Selatan (PPPA Sumsel) mengklaim kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak mengalami penurunan pada 2023. Data tersebut berdasarkan jumlah kasus yang dilaporkan pada bulan Januari-Juli 2023 lalu di kisaran angka 250 kasus.

"Meski terlihat ada penurunan, kita tetap harus berhati-hati apakah angka ini benar-benar turun atau banyak korban yang tidak melaporkan kasus-kasus kekerasan yang mereka alami," ungkap Kepala Dinas PPPA Sumsel, Henny Yulianti, Kamis (2/11/2023).

1. Berpotensi kasus tidak dilaporkan

Ilustrasi kekerasan pada perempuan dan anak. (IDN Times/Nathan Manaloe)

Henny mengatakan, tidak menutup kemungkinan banyak kasus yang tidak dilaporkan. Hal ini bisa terjadi karena beragam faktor, sebab kekerasan yang menimpa perempuan dan anak memiliki ketakutan-ketakutan untuk melapor.

"Banyak faktor kenapa korban tidak melapor saat mengalami kekerasan atau pelecehan, contohnya pelaku adalah orang di sekitar mulai dari keluarga hingga tetangga," jelas dia.

2. Pelaporan tindak kekerasan masih dianggap aib

Ilustrasi kekerasan terhadap anak (IDN Times/Sukma Shakti)

Henny mencontohkan, kasus kekerasan yang dilakukan oleh pihak keluarga kerap kali tidak dilaporkan. Para korban terpaksa menyembunyikan kasus ini karena faktor ekonomi, karena pelaku sebagai tulang punggung keluarga.

"Salah satu contoh tidak melaporkan itu tadi. Biasanya ada ancaman dari pelaku. Bahkan sering dianggap sebagai aib saat melaporkan," ujar dia.

Berita Terkini Lainnya