Ingin Nyogok Masuk CPNS, Warga Palembang Ini Malah Kena Tipu
Modus tersangka sengaja mencari orang yang ingin jadi CPNS
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times -Bagi yang sangat berhasrat menjadi Pegawai Negeri Sipi (PNS) atau Aparatur Sipir Negara (ASN), seharusnya mengikuti tes yang sudah ditetapkan pemerintah, bukan malah menyogok orang yang mengaku kenal dan punya jaringan kelas atas.
Seperti yang terjadi pada Muhammad Eni (52), yang dijanjikan oleh para pelaku bisa meloloskan anaknya menjadi CPNS di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Siti Fatimah Palembang.
Eni menceritakan, kejadian tersebut berawal Agustus 2018 lalu, yang hingga tahun 2019 anaknya tak kunjung menjadi PNS seperti yang dijanjikan. Padahal, Eni sudah menyetorkan Rp55 juta ke pada tersangka.
"Saat itu pelaku menjanjikan pada Oktober (2018) mulai bekerja, namun kemudian di undur hingga Desember 2018, tapi belum juga terealisasi sampai sekarang. Kami sudah meminta baik-baik namun tidak ada tanggapan, setelahnya kami laporkan," ujar dia.
1. Tiga tersangka memperdaya calon mangsanya dengan berbagi peran
Ikhsan, salah satu tersangka yang dibekuk polisi atas kasus penipuan ini menuturkan, modus yang dilakukan bersama tersangka Martin dan Mona adalah dengan mencari orang yang ingin mendaftar menjadi PNS.
Mereka memberi penawaran bisa menjadikan orang tersebut sebagai PNS, namun harus memakai biaya operasional dengan sejumlah uang. Cara ini sudah dilakukan mereka sejak tahun 2018 lalu.
"Ide ini kami bertiga, saya, Martin dan Mona. Kami sengaja menyasar orang yang ingin masuk PNS," jelas dia.
Ikhsan mengungkapkan, mereka bertiga punya tugas masing-masing. Dirinya bertugas meyakinkan para korban memiliki jaringan ke orang dalam kementerian. Sedangkan tersangka Martin bertugas memberi arahan saat diklat kepada korban. Terakhir untuk lebih meyakinkan, Mona bertugas sebagai orang dari Kementerian Kesehatan RI, agar aksi mereka tidak tercium.
"Uangnya untuk hidup sehari-hari. Kami bisa dapat keuntungan Rp600-700 juta dibagi bertiga. Ada beberapa korban yang mundur sehingga uangnya ada yang kami kembalikan," kilah dia.
Baca Juga: Hina Institusi Kepolisian di Medsos, Pria di Palembang Ini Diringkus