TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Forum Anak Sumsel: Taman Bermain Dijadikan Tempat Pacaran dan Merokok

KPAD soroti proses trauma healing anak

Peringatan Hari Anak Nasional 2020 pada Kamis, (23/7/2020) (Youtube.com/KemenPPPA)

Palembang, IDN Times - Forum Anak Sumatra Selatan (Sumsel) ikut merayakan Hari Anak Nasional yang diperingati tiap 23 Juli. Berbagai harapan diungkapkan oleh anak-anak di Sumsel agar ke depan mereka mendapat perhatian lebih dari pemerintah baik pusat dan daerah.

"Pada hari anak ini banyak isu yang ingin kita sampaikan, mulai dari peningkatan kesehatan mental, peningkatan mutu pendidikan, isu soal hak utama anak seperti mendapatkan akte kelahiran yang kerap diabaikan dan hiingga mengurangi kekerasan verbal," jelas Ketua Forum Anak Sumsel, Lisa Amalia, Kamis (23/7/2020).

Baca Juga: 10 Kalimat Bijak tentang Anak, Bisa Dijadikan Pengingat Bagi Orang Tua

1. Anak-anak kerap dieksploitasi oleh orang dewasa

Instagram.com/hkdisneyland

Lisa menyayangkan kondisi kekerasan terhadap anak masih sering terjadi. Dirinya melihat, selama pandemik anak-anak kerap dilibatkan atau dieksploitasi secara berlebihan.

"Pandemik ini justru subur eksploitasi terhadap anak, mereka dipekerjakan dengan pakaian badut. Mereka tersebar di kabupaten dan kota di Sumsel," jelas dia.

Baca Juga: Begini Trik dan Pola Hadapi Anak yang Sering Membantah 

2. Sumsel belum memiliki taman ramah anak

arsitag.com

Lisa juga menyoroti saat ini taman terbuka atau tempat bermain anak masih sangat minim di wilayah Palembang. Jikalau ada, tempat tersebut sangat tidak ramah terhadap anak-anak.

"Taman bermain anak memang ada seperti di Kambang Iwak tapi belum dioptimalkan. Masih banyak orang yang merokok atau berpacaran, seharusnya tidak boleh di tempat bermain anak," beber dia.

3. Hubungan anak dan orangtua diperlukan untuk pembentukkan karakter

Ilustrasi kekerasan pada anak (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Anggota Komisioner Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Sumsel, Lela Damayanti Djohar, membenarkan banyak hak-hak anak yang belum terpenuhi. Mulai dari yang terkecil seperti pemenuhan akta kelahiran dan hubungan yang harmonis antara orangtua dan anak.

Menurutnya, jumlah kasus kekerasan terhadap anak sering  terjadi karena hubungan orangtua dan anak kurang terbuka. Anak-anak kesulitan mengungkapkan keinginan dan kreatifitasnya.

"Hubungan anak dan orangtua ini penting untuk membentuk karakter. Anak akan dibentuk oleh lingkungan sosial dan orangtua yang berdampak pada masa depannya. Anak-anak yang mendapatkan kekerasan, hampir 60 hingga 70 persen akan meniru kekerasan yang ia terima," jelas dia.

Baca Juga: 5 Tips Mengatasi Trauma Pada Anak Akibat Kematian Orang Terdekatnya

Berita Terkini Lainnya