Ada Dua Pukulan ke Perut Korban WK pada Rekonstruksi di SMA Taruna
Kasus tewasnya WK, siswa SMA Taruna Indonesia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Petugas Polresta Palembang mendapati adanya kekerasan fisik yang dilakukan senior korban WK, saat digelarnya rekonstruksi kasus meninggalnya siswa SMA Taruna Indonesia Palembang atas nama WK (14), Rabu (7/8).
Rekonstruksi yang dipimpin Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Palembang, Iptu Henri itu, dilakukan sebanyak 25 adegan di dua lokasi yang berbeda. Pertama di area belakang lokasi sekolah, dan di tempat pelatihan di lingkungan pesantren, di kawasan Talang Jambe, Palembang.
1. Adegan 9 dan 16 ada pemukulan di bagian perut korban
Rekonstruksi pertama, para siswa memulai long march dari sekolah menuju pesantren sejauh 13 kilometer, yang dilakukan pada malam hari dan waktu 3 jam dari pukul 21.00 WIB hingga pukul 00.00 WIB.
Nah pada pada adegan 9 dan adegan 16 rekonstruksi, saat tengah pelatihan korban WK mendapatkan dua kali pemukulan. Pembimbing korban WK, bernama AS (15) dalam rekonstruksi tersebut emosi setelah mengajarkan tali menali kepada korban. Karena, tali webbing yang tengah dicontohkan kepada korban tidak cukup, lantaran tubuh korban besar.
“Saya pukul di perutnya. Saya bilang kencangkan terus, baru saya pukul sambil bilang kuruskan-kuruskan,” ujar AS.
Saksi mata lainnya yang juga merupakan teman satu angkatan korban, melihat korban WK mundur satu langkah ke belakang, akibat pukulan AS dibagian perut tersebut.
Baca Juga: Resmi, Gubernur Sumsel Bekukan SMA Taruna Indonesia