TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Walhi Sumsel Sebut Pemkot Setengah Hati Atasi Banjir di Palembang

Program miliaran Pemkot disebut tak sesuai harapan warga

Ilustrasi banjir (IDN Times/Mardya Shakti)

Palembang, IDN Times - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Sumatra Selatan (Walhi Sumsel), meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang tegas mengatasi masalah banjir. Menurut Walhi, banjir menjadi persoalan klasik ketika Palembang diguyur hujan lebih dari satu jam.

"Permasalahan banjir belum teratasi baik, terbukti pada awal musim hujan Oktober 2021 sejumlah kawasan pemukiman penduduk dan jalan protokol terendam air hujan hingga satu meter," ujar Direktur Eksekutif Walhi Sumsel, M Hairul Sobri, Minggu (14/11/2021).

Baca Juga: Pemkot Klaim Titik Banjir di Palembang Sudah Berkurang dan Tertangani

1. Banjir disebabkan penyimpangan tata ruang

Situasi aktivitas warga Palembang di pinggiran Sungai Musi bawah Jembatan Ampera (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Menurutnya, pengendalian banjir yang dilakukan Pemkot Palembang seperti perbaikan saluran air dan normalisasi sungai, hanya mampu mengatasi banjir dalam waktu sesaat, namun tidak menuntaskan permasalahan utama hingga penanganan jangka panjang.

Antisipasi yang perlu menjadi perhatian Pemkot adalah menghentikan penyimpangan tata ruang sebagai salah satu penyebab banjir. Penyimpangan tata ruang disebut sebagai pemicu penimbunan rawa untuk kepentingan pembangunan.

"Pembangunan hotel, mal, ruko, perumahan, perkantoran, dan lainnya harus dihentikan. Jika terus berlangsung, bisa menjadi bencana ekologi lebih parah. Pemkot seolah setengah hati atau kurang serius menangani masalah banjir saat musim hujan," ungkapnya.

Baca Juga: Wako Palembang: Restorasi Sungai Sekip Bendung Atasi 17 Titik Banjir

2. Program miliaran Pemkot tak sesuai harapan

Direktur Walhi Sumsel, Hairul Sobri (IDN Times/Rangga Erfizal)

Banjir di sejumlah kawasan permukiman dan menggenangi beberapa ruas jalan protokol Palembang, membuktikan program pengendalian banjir yang dilakukan Pemkot dengan menghabiskan dana miliaran rupiah tidak berjalan sesuai harapan warga.

"Sekarang ini sudah ada enam unit pompa di Sei Bendung dengan kapasitas 36.000 liter per meter kubik. Namun ketika hujan deras, masih terjadi banjir di mana-mana," timpal dia.

Beberapa titik rawan banjir yang sering terjadi berada di permukiman penduduk kawasan Mayor Ruslan, Sekip, Sungai Buah, kawasan Kenten, dan sekitar mal PTC seperti Jalan R Soekamto dan Angkatan 66.

Baca Juga: Wako Palembang: Banjir Terjadi karena Gotong Royong Terhenti

3. Masalah banjir harus menjadi program utama Pemkot Palembang

Ilustrasi kegiatan Walhi Sumsel (IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya)

Pemkot Palembang seharusnya mampu membuat terobosan lebih baik dalam pengendalian banjir. Sehingga setiap turun hujan lebat dengan durasi lumayan lama, warga tidak ketakutan rumahnya terendam atau tidak bisa beraktivitas karena jalan protokol terendam air.

"Kita minta itu ketegasan, bukan sekadar membuat program tapi tidak dijalankan maksimal. Sebenarnya masalah banjir memang milik bersama, namun tugas utama tetap harus arahan dan intruksi dari Pemkot," tambang Sobri.

Baca Juga: Sejumlah Wilayah di Palembang Terendam Banjir Setelah Hujan Seharian

Berita Terkini Lainnya