TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sinergitas Vaksinasi COVID-19: Penerapan 3M dan 3T Tekan Kurva Epidemi

Mampu menurunkan mobilitas masyarakat

Outlook Series Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palembang bertema 'Sosial Masyarakat Sumsel Pasca Vaksin' (IDN Times/Dokumen)

Palembang, IDN Times - Pengadaan vaksinasi COVID-19 menimbulkan beragam sikap dan perilaku masyarakat. Bahkan sejumlah keraguan muncul menanggapi efektivitas vaksin. Namun berdasarkan penelitian, antusias publik terhadap vaksinasi turut menekan peningkatan kurva epidemi.

Menurut Ahli Epidemiologi Sumatra Selatan (Sumsel), Dr Iche Andriyani Liberty, minat publik menerima vaksinasi COVID-19 mampu mengurangi penambahan kasus harian. Apalagi hasil pendataan angka kurva epidemi tiga bulan terakhir di Sumsel, kasus harian mencapai di atas seribu kasus.

"Kebanyakan OTG COVID-19 mulai umur 20 tahun. Artinya, potensi percepatan kasus tinggi. Oleh sebab itu dari data kurva epidemi yang belum stabil harus bersinergi dengan memperkuat 3M dan 3T seiring vaksinasi yang terus berjalan," kata Iche dalam Outlook Series Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palembang bertema 'Sosial Masyarakat Sumsel Pasca Vaksin', Jumat (22/1/2020).

Baca Juga: Vaksinasi COVID-19 di Palembang Baru Terealisasi 9 Persen

1. Angka kesembuhan COVID-19 mencapai 82,32 persen

Outlook Series Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palembang bertema 'Sosial Masyarakat Sumsel Pasca Vaksin' (IDN Times/Dokumen)

Meski data harian COVID-19 menyentuh angka kesembuhan hingga 82,32 persen, namun secara menyeluruh dan mencapai persentase tinggi jauh di atas nasional yang hanya sekitar 60 persen. Pandemik katanya tidak akan berhenti tanpa antisipasi dengan kunci utama siap vaksin.

"Dibantu tren mobilitas yang menurun, vaksinasi COVID-19 bisa berjalan baik. Berdasarkan pendataan kurva epidemi, penyebaran terjadi karena mobilitas tinggi," ujar dia.

Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 diharapkan mampu berefek dengan mobilitas publik. Pendataan terakhir, mobilisasi warga Sumsel di luar rumah juga ikut turun. Seperti melakukan aktivitas di kafe yang berkurang 30 persen.

"Artinya imbauan pemerintah pun mendorong publik mengurangi aktivitas," katanya.

2. Vaksinasi dalam satu waktu mampu melindungi dua pertiga kelompok terpapar COVID-19

Outlook Series Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palembang bertema 'Sosial Masyarakat Sumsel Pasca Vaksin' (IDN Times/Dokumen)

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang, dr Fauzia menuturkan, vaksinasi COVID-19 tidak membuat pandemik hilang begitu saja. Namun kehadiran vaksin membantu memperkuat antibodi dan meningkatkan imunitas tubuh.

"Vaksinasi tidak bisa menghalangi masuk kuman, tetapi vaksinasi COVID-19 dalam satu waktu membuat dua pertiga dari 270 jiwa kelompok masyarakat terlindungi dari virus," tuturnya.

Baca Juga: Ahli Mikrobiologi Unsri: Penerima Sinovac Masih Bisa Terpapar COVID-19

3. Angka mutlak harian kasus aktif COVID-19 secara global mencapai 112.255 orang

Outlook Series Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palembang bertema 'Sosial Masyarakat Sumsel Pasca Vaksin' (IDN Times/Dokumen)

Ahli Mikrobiologi Sumsel, Prof Yuwono menjelaskan, penilaian terhadap COVID-19 harus diketahui bahwa kasus ini tidak lebih besar dari HIV, influenza dan TBC. Namun penderita COVID-19 memiliki angka kematian 0,4 persen dari kasus aktif bagi pasien dengan kasus berat.

"Angka mutlak secara global, COVID-19 per hari kasus aktif mencapai 112.255 orang," jelas dia.

Sedangkan kasus krisis COVID-19 dilihat berdasarkan tingkat penularan dan bagaimana riwayat perjalanan penyakit. Sebab jika pasien positif namun tanpa gejala penyakit, dikhawatirkan bisa menularkan kepada yang komorbit (penyakit penyerta).

"Karena kalau sudah kena ke yang berat, dampaknya sulit untuk masuk fase membaik," timpalnya.

Baca Juga: Tolak Divaksin, Ahli Mikrobiologi Sumsel Ungkap Sejumlah Alasan

Berita Terkini Lainnya