TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Perayaan Imlek di Palembang Tanpa Hingar Bingar Barongsai dan Lampion

Warga yang ibadah ke klenteng diminta terapkan 3M

Situasi di Klenteng Dewi Kwan Im Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Perayaan tahun baru Imlek bagi warga Tionghoa di Palembang pada 2021 nampaknya bakal diselenggarakan tanpa hingar-bingar barongsai. Bahkan tradisi tahunan yang jatuh tanggal 12 Februari mendatang, terpaksa tidak dirayakan dengan kemegahan pemasangan ribuan lampu lampion.

"Dua kegiatan ini dikhawatirkan menimbulkan kerumunan banyak orang dan dapat menjadi penyebaran COVID-19," ujar Pengelola Klenteng Tri Dharma Chandra Nadi (Soei Goeat Kiang), Tjik Harun yang berada di kawasan 10 Ulu, Palembang, Jumat (5/2/2021).

Baca Juga: Melihat Rutinitas Cuci Patung Dewa di Klenteng Dewi Kwan Im Palembang 

1. Ibadah malam Imlek tetap dilaksanakan tanpa batasan

Situasi di Klenteng Dewi Kwan Im Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Kebijakan tanpa perayaan itu, kata Harun, sebagai bentuk komitmen pengurus Klenteng untuk mengikuti pemerintah daerah yang sudah mengeluarkan aturan melalui surat edaran tentang pelaksanaan tradisi perayaan Imlek di masa pandemik COVID-19.

Seluruh pengunjung diwajibkan mengikuti protokol kesehatan dengan menerapkan 3 M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak). Tetapi untuk ibadah pada malam Imlek, pihaknya tetap menggelar seperti biasa tanpa dilakukan batasan karena biasanya memang tidak mengundang kerumunan.

"Tapi untuk barongsai, jidor, dan lampion ditiadakan karena ini yang biasanya mengundang orang datang," kata dia.

2. Gelaran ibadah tidak bisa dilakukan virtual

Situasi di Klenteng Dewi Kwan Im Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Kendati pemerintah menganjurkan ibadah secara virtual, kata Harun, namun untuk prosesi ibadah malam Imlek sebenarnya tidak bisa dilakukan jarak jauh atau secara online. Sehingga umat tetap harus datang ke klenteng untuk sembahyang dan memanjatkan doa.

"Kalau silaturahimnya mungkin bisa dilakukan virtual, tapi kalau gelaran ibadahnya tidak bisa. Kami juga saat ibadah biasanya menjaga jarak. Jika masih ada yang sembahyang akan ditunggu sampai selesai, baru yang berikutnya," kata dia. 

Baca Juga: Hampir Setahun Pandemik, Dinkes Palembang Akui PCR Kurang Maksimal

Berita Terkini Lainnya