Kualitas Pendidikan di Sumsel Merosot Akibat PJJ Berkepanjangan
Pengamat menyebut mutu pendidikan anjlok hingga 30 persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau belajar online, membuat kualitas pendidikan para siswa dan pelajar merosot.
Menurut Pengamat Pendidikan Sumsel, Mukhtarudin Muhsiri, dari hasil penelitian kualitas pendidikan di tengah pandemik virus corona menurun hingga 30 persen sejak awal April 2020.
"Beberapa daerah di Sumsel memiliki kasus pendidikan yang parah membuat efektivitas pembelajaran berkurang, lantaran tidak tatap muka dengan guru ataupun dosen," ujar pria yang juga menjabat Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Palembang, Kamis (28/1/2021).
Baca Juga: Belajar Tatap Muka di Sumsel Tunggu Hingga 1 Juta Vaksin
1. Kegiatan PJJ tidak mampu membuat pengajar mengawasi KBM
Mukhtarudin mengatakan, pengaruh mutu pendidikan di Sumsel yang merosot diakibatkan belajar tanpa bertemu langsung, sehingga siswa maupun mahasiswa tidak menerima pelajaran secara sempurna.
"Biasanya pembelajaran secara tatap muka dapat diberikan tugas yang diawasi langsung oleh guru, sehingga kesulitan yang dialami oleh siswa bisa ketahuan. Sedangkan dengan PJJ guru sulit untuk mengawasinya," kata dia.
Baca Juga: Palembang Bakal Memulai Belajar Tatap Muka Saat Zona Kuning