TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kalung Antivirus Bakal Dipasarkan, Sumsel Belum Berencana Beli

Gugus tugas perlu melihat kandungan produk dalam kalung

Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Sumatera Selatan (Sumsel) sekaligus Ahli Epidemiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri), dr. Iche Andriyani Liberty (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Besar Penelitian Veteriner atau BB Litvet, bakal memasarkan produk berupa kalung yang disebut efektif menghalau penyebaran dan penularan virus. Khasiat kalung itu disebut mampu menghalau virus antara 80 hingga 100 persen.

Menanggapi itu, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Sumatra Selatan (Sumsel) sekaligus Ahli Epidemiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri), dr. Iche Andriyani Liberty, M.Kes mengatakan, pihaknya belum berencana membeli produk itu.

"Kita perlu diskusi lebih lanjut untuk melihat seberapa besar keberhasilan produk mengupayakan penekanan pencegahan virus. Termasuk mengetahui bagaimana kandungannya, apa saja bahan di dalamnya. Sumsel butuh sharing mendetail," katanya dalam konferensi virtual, Minggu (5/7/2020).

Baca Juga: BB Litvet Klaim Kalung Antivirus Bisa Bunuh 100 Persen

1. Minat masyarakat Sumsel pergi ke tempat rekreasi menurun hingga 24 persen

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Rochmanudin)

Iche menerangkan, hal paling penting yang perlu dilakukan saat ini adalah harus mendisiplinkan masyarakat untuk di rumah, apalagi tidak ada keperluan yang penting dan mendesak. Meski sebagian sektor telah diizinkan beroperasi kembali.

"Tempat yang dibuka penularannya rendah, tapi punya dampak ekonomi yang signifikan. Dari data 27 Juni, kami mencatat sampling melalui histori lokasi Google atau mobility COVID-19, sebanyak 24 persen minat masyarakat Sumsel ke tempat rekreasi dan hiburan menurun. Terjadi peningkatan 9 persen warga berada di rumah," terang dia.

2. Berdasarkan penelitian, stay at home berdampak signifikan menekan penyebaran COVID-19

Ilustrasi virus corona. IDN Times/Arief Rahmat

Selain itu, kata Iche, referensi penelitian yang ia pelajari menunjukkan konsitensi masyarakat yang tetap bertahan untuk di rumah saja dan tidak ke luar, berdampak signifikan dalam mengurangi penularan COVID-19.

"Stay at home ini berdampak sekali, di Hongkong dan Amerika, jumlah stay at home membantu percepatan penurunan transmisi penyebaran virus. Sedikitnya dari 49 masyarakat yang di rumah saja memengaruhi angka kasus yang berkurang," katanya.

Baca Juga: [LIPSUS] Palembang Setop Beli Rapid Test Buatan Kanada

Berita Terkini Lainnya