TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dinkes Palembang Pastikan Stok Obat Terapi COVID-19 Sudah Aman 

Lima jenis obat hanya diberikan ke pasien bergejala sedang

ilustrasi tenaga kesehatan (ANTARA FOTO/Fauzan)

Palembang, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang memastikan stok obat terapi COVID-19 masih aman. Lima jenis obat yang sering digunakan ini mampu memenuhi kebutuhan pasien dalam satu bulan ke depan.

"Ketersediaan obat terapi COVID-19 masih mencukupi untuk kebutuhan yang kian meningkat," ujar Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Palembang, dr Yuliarni, Jumat (30/7/2021).

Baca Juga: Target Vaksinasi Remaja di Palembang Baru Capai 3,76 Persen

1. Obat terapi diberikan untuk pemulihan pasien COVID-19

Kantor Dinkes Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Obat terapi COVID-19 yang disimpan di ruang farmasi Dinkes Palembang meliputi Favipiravir (5.710 tablet), Oseltamivir (50 tablet), Levofloxacin (635 tablet), Azitromycin (20 tablet), dan Remdesivir (injeksi) (20 vial).

"Obat ini biasanya untuk pemulihan kasus COVID-19, bukan untuk pasien kritis," kata dia.

Baca Juga: Warga Sumsel Bisa Isi Ulang Oksigen di Pusri, 24 Jam Gratis!

2. Obat terapi diperuntukkan bagi pasien rawat inap

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Kendati stok dipastikan aman, Dinkes Palembang hanya menyalurkan pengadaan obat terapi ke rumah sakit rujukan COVID-19 yang membutuhkan, khususnya bagi pasien bergejala sedang dan berat.

"Gejala berat belum tentu dia kritis, tapi yang pasti diperuntukkan untuk pasien rawat inap. Bagi gejala ringan tidak membutuhkan, karena masih ada obat generik lain," timpalnya.

3. Dinkes Palembang antisipasi kekurangan stok obat di rumah sakit

Ilustrasi tenaga medis (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Yuliarni melanjutkan, stok obat terapi COVID-19 merupakan upaya Dinkes untuk mengantisipasi agar tidak kekurangan pasokan. Jika obat tersebut dijual bebas, pihaknya khawatir dibeli masyarakat dalam jumlah banyak.

"Takutnya ketika dibutuhkan malah tidak tersedia gara-gara obat ini dibeli oleh masyarakat yang tidak membutuhkan," kata dia.

Baca Juga: Plasma Konvalesen Belum Mampu Tekan Angka Kematian COVID-19

Berita Terkini Lainnya