TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Belajar Urban Farming di Palembang, Tanam Sayur Belia Non Pestisida

Hasil panen bisa jadi sajian santapan sehat bagi tubuh

Urban Farming menanam sayur belia non pestisida (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Sebagian orang mungkin belum memahami istilah urban farming atau pertanian kota, termasuk di Palembang. Dalam konsepnya, urban farming dapat menjadi solusi mengembangkan dan membudidayakan pertanian di lahan sempit yang produktif.

Bagi kalian yang tertarik belajar urban farming, budidaya sayur belia alias microgreens tanpa pestisida bisa menjadi langkah awal mendalami sistem tanam dalam pertanian perkotaan. Cukup mudah, pemula hanya butuh bibit untuk mencoba urban farming, serta wadah kecil dengan dua media tanam.

"Keunggulannya (sayur belia tanpa pestisida) memiliki gizi, mineral, betakaroten dan vitamin lebih tinggi dibandingkan sayuran dewasa. Hasil panennya menjadi makanan sehat bagi tubuh. Contohnya, sayur belia bisa dikonsumsi sebagai salad sayur non bahan kimia," ujar Lidwina Ninik, pengusaha microgreens di Palembang, Minggu (12/7/2020).

Baca Juga: 5 Tanaman Sukulen Terbaik di 2020, Selain Unik Juga Mudah Dirawat 

1. Microgreens sudah masuk masa panen setelah tujuh hari

Urban Farming menanam sayur belia non pestisida (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Menurut mantan dosen Jurusan Agronomi dari Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri) ini, ia mengembangkan microgreens di Palembang untuk mengenalkan peluang bisnis sektor pertanian, selain ajang menghasilkan produk sehat bagi masyarakat di tengah pandemik COVID-19.

"Bibit yang sudah semai dan siap panen dijual per paket Rp80 ribu/kit. Pembudidayaan bibit lokal dari Jakarta. Bayam dan kubis merah, kailan, bunga matahari, selada merah, kangkung dan pakcoy," kata dia saat IDN Times berkunjung kediamannya di Jalan Musi 7 Blok S9, Komplek Way Hitam, Palembang.

Bagi wanita yang akrab dengan sapaan Ninik ini, sayur belia bisa langsung dikonsumsi setelah panen tujuh hari. Karena saat masa bertumbuh, sayuran mengalami proses katabolisme.

"Panen mulai usia 7-21 hari. Waktu ini, daun yang tumbuh kaya minyak nabati dan protein," timpalnya.

2. Budidaya microgreens bisa dilakukan dalam wadah ukuran kecil

Urban Farming menanam sayur belia non pestisida (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Dalam proses pembudidayaan, penanaman sayur belia bisa dilakukan dalam rumah atau dekat jendela yang tidak banyak terpapar matahari, dengan tempat tanam bibit relatif kecil dan tidak menggunakan pupuk kimia. Media yang digunakan beragam seperti cocopeat, perlite, vermikulit, rockwool, atau campuran tanah dan bahan organik.

"Kalau saya pakai bubuk serabut kelapa (cocopeat) dan rockwool (serat mineral ringan). Saat penanaman perhatikan sinar matahari, karena permasalahan sering terjadi, tanaman juga jangan kekurangan cahaya," kata Ninik.

Ia menjelaskan, kurangnya pencahayaan bakal memengaruhi warna sayur menjadi agak pucat. "Kemudian sayur jangan sampai terkena air hujan langsung, untuk pemanenan cukup menggunakan gunting dengan meninggalkan bagian bawah tanaman," jelas pemilik akun instagram @sayurbelia ini.

3. Setelah semai bibit sayur tutup wadah dengan kain

Urban Farming menanam sayur belia non pestisida (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Ninik mengungkapkan, sistem budidaya urban farming dengan microgreens sudah tenar di luar negeri sejak lama. Namun untuk di Indonesia, hingga saat ini belum terlalu populer. Padahal Tanah Air memiliki banyak ragam tanaman dan sayuran yang bermanfaat.

"Catatannya ketika menaman bibit, sebaiknya usai benih disemai, wadah penanamanan ditutup kain dan tidak perlu dilakukan penyiraman lagi. Media tanam (rockwool) sudah lembab. Tapi kalau menanam di cocopeat sesekali disemprot air tidak masalah, yang penting rawat jangan sampai layu dan mati hingga siap panen," ungkap dia.

Baca Juga: Usaha Berkebun Hidroponik di Rumah Makin Diminati, Berkah bagi Petani

Berita Terkini Lainnya