Warga Terdampak Kebakaran Pabrik Karet di Padang Butuh Bantuan

- Warga terdampak kebakaran pabrik karet PT Teluk Luas membutuhkan bantuan konsumsi dan keperluan lainnya, tidak bisa menghuni rumahnya.
- Pihak perusahaan belum memberikan bantuan kepada warga yang terdampak sejak kebakaran pada Minggu kemarin.
- Rumah tidak bisa ditempati karena atapnya banyak yang copot saat pemadaman, menyebabkan warga harus menginap di tenda pengungsian.
Padang, IDN Times - Warga yang terdampak kebakaran pabrik karet PT Teluk Luas di Kota Padang membutuhkan bantuan konsumsi dan keperluan lainnya. Hingga saat ini, masyarakat yang terdampak itu tidak bisa menghuni rumahnya.
"Sejak tadi malam kami tidur di dalam tenda ini. Karena masih dikhawatirkan api akan kembali hidup dan kebakaran akan kembali terjadi," kata salah seorang warga yang mengungsi, Desi Amnur (38) kepada IDN Times.
Ia mengungkapkan, dirinya dan belasan warga lainnya terpaksa harus tidur di tenda pengungsian yang dibuat oleh BPBD Kota Padang saat kebakaran tersebut.
1. Belum didatangi perusahaan

Menurut Desi, pihak perusahaan karet tersebut belum mengunjungi warga yang terdampak sejak terjadinya kebakaran pada Minggu (18/5/2025) kemarin.
"Belum ada memberikan bantuan. Ke sini saja belum ada pihak persuahaan," katanya.
Ia mengungkapkan, di tenda yang disediakan oleh BPBD Padang tersebut ada sebanyak empat kepala keluarga (KK) dengan jumlah 18 jiwa beserta anak-anak.
2. Tidak bisa tempati rumah

Menurut Desi, rumah miliknya memang tidak terdampak oleh kebakaran hebat yang melahap pabrik karet tersebut. Tetapi, rumah itu tidak bisa ditempati saat ini.
"Rumah tidak bisa ditempati. Karena atapnya banyak yang copot saat pemadaman kemarin. Jadi kami terpaksa menginap di tenda pengungsian ini," katanya.
Ia mengungkapkan, dirinya juga membawa barang-barang miliknya keluar sejak Minggu malam karena takut akan meledak dampak dari panas kebakaran tersebut.
"Jarak rumah saya dengan lokasi kebakaran hanya berbatas pagar saja. Kemarin diminta untuk mengeluarkan seluruh barang-barang sampai saat ini," katanya.
3. Butuh bantuan

Desi mengungkapkan, saat ini hal yang sangat dibutuhkan adalah keperluan bayi dan anak-anak serta konsumsi. Menurutnya, ia tidak bisa memasak karena peralatan yang sudah dibawa keluar.
"Sejak kemarin bantuan yang diberikan baru berupa makanan dari Tagana. Kalau dari perusahaan belum ada. Kami sangat butuh perlengkapan untuk anak-anak," katanya.
Ia berharap agar pemerintah atau pihak perusahaan memberikan bantuan yang dibutuhkan tersebut agar ia bisa mendapatkan makanan hingga lokasi itu dinyatakan aman.