Warga Muratara Kembali Blokir Jalan Imbas Tambang Emas Ilegal

- Pemblokiran jalan desa menyebabkan kemacetan panjang
- Warga menuntut pembebasan 6 orang yang ditahan karena diduga merusak alat berat
- Sekitar 70 personel gabungan disiagakan di lokasi pemblokiran
Musi Rawas Utara, IDN Times - Warga beberapa desa di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) kembali memanas dan melakukan aksi demo tolak penambangan emas ilegal. Situasi kian ricuh saat warga melakukan pemblokiran jalan di Desa Sukomoro, Kecamatan Rawas Ulu, Muratara, Sumsel pada Jumat (11/7/2025) sore.
Aksi tersebut merupakan luapan kekecewaan masyarakat yang menolak aktivitas penambangan emas ilegal di Kecamatan Rawas Ulu dan Ulu Rawas. Warga kesal karena aktivitas tersebut membuat air Sungai Rawas menjadi kotor dan keruh berdampak besar bagi warga masih mengandalkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari.
1. Pemblokiran jalan desa mengakibatkan kemacetan panjang

Akibatnya, pemblokiran jalan desa yang dilakukan warga mengakibatkan kemacetan panjang. Dua titik aksi berlangsung di Desa Jangkat, Kecamatan Ulu Rawas dan Desa Sukomoro, Kecamatan Rawas Ulu.
Warga di Sukomoro bahkan memblokir jalan poros penghubung antara dua kecamatan tersebut sebagai bentuk protes keras. Selain itu terlihat pihak kepolisian mengamankan beberapa orang yang diduga sebagai provokator.
2. Warga tuntut bebaskan 6 orang yang ditahan karena diduga rusak alat berat

Mansur, salah satu tokoh masyarakat Desa Sukomoro mengatakan, selama ini warga desa sudah cukup bersabar. Saat ini sungai tempat mereka mandi dan mencari ikan penuh lumpur karena tambang emas ilegal.
"Kami minta tambang itu ditindak tegas. Selain itu warga juga menuntut pembebasan enam orang yang ditahan polis karena diduga merusak alat berat milik penambang," ujarnya.
Menurutnya penahanan itu tidak adil karena mereka hanya mencoba menghentikan aktivitas tambang yang merusak lingkungan. “Keenam orang itu harus dibebaskan. Kalau tidak ada kejelasan, kami akan terus tutup jalan ini,” tegas Mansur.
3. Sekitar 70 personel gabungan disiagakan di lokasi pemblokiran

Aksi warga mendapat pengawalan dari personel Polres Muratara. Ada dua peleton atau sekitar 70 personel gabungan disiagakan untuk mengantisipasi perkembangan situasi.
Kabag Ops Polres Lubuk Linggau, Kompol Robi Sugara menyatakan pihaknya standby dan siap membackup Polres Muratara jika eskalasi meningkat. “Kita standby menunggu koordinasi dari Polres Muratara, apakah situasi bisa dikendalikan atau perlu dukungan tambahan. Untuk sementara, personel gabungan dari Reskrim, Intel, Satlantas dan Samapta sudah disiagakan,” ujarnya.