Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Siswa di SP Padang Kembali Belajar Setelah Pagar Sekolah Sempat Disegel

Ratusan siswa tingkat SD dan SMP yang berada di Desa Bungin Tinggi tak bisa masuk sekolah. (Dok. Istimewa)
Tulisan tanah sengketa di depan pagar sekolah. (Dok. Istimewa)
Intinya sih...
  • Lahan sekolah bersengketa, Pemkab OKI memanggil pihak yang mengaku sebagai pemilik lahan
  • Polsek SP Padang akan memantau kondisi sekolah agar tetap kondusif
  • Penutupan gerbang sekolah menuai protes dari wali murid dan anak-anak terjegal di depan gerbang
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ogan Komering Ilir, IDN Times -Para siswa SD Negeri 2 Berkat dan SMP Negeri 2 SP Padang yang terletak di Desa Bungin Tinggi, Kecamatan SP Padang akhirnya kembali bisa masuk sekolah pada Selasa (14/10/2025), setelah sehari sebelumnya pagar ditutup oleh pihak yang mengaku sebagai ahli waris lahan sekolah tersebut.

Pagar sekolah tersebut semula dirantai dan ada papan berisi larangan masuk. Sejumlah wali murid kemudian membuka paksa rantai itu. Siswa yang sempat menunggu di luar pagar, akhirnya bisa masuk ke area sekolah dan belajar.

Tak lama kemudian pagar berhasil dibuka paksa diiringi teriakan puas wali murid. Mereka kemudian mengintruksikan anak-anak masuk ke halaman sekolah. Melihat pagar berhasil digeser, anak-anak berteriak girang dan antusias masuk ke gedung sekolah.

"Alhamdulillah, hari ini seluruh pelajar bisa bersekolah seperti biasa, dan pagar yang sempat digembok telah dibuka," ungkap Kanit Reskrim Polsek SP Padang, Ipda Imam.

1. Lahan menjadi sengketa, Pemkab OKI sudah memanggil pihak yang mengaku sebagai pemilik

Ratusan siswa tingkat SD dan SMP yang berada di Desa Bungin Tinggi tak bisa masuk sekolah. (Dok. Istimewa)
Ratusan siswa tingkat SD dan SMP yang berada di Desa Bungin Tinggi tak bisa masuk sekolah. (Dok. Istimewa)

Imam menambahkan, pihak terkait sudah menggelar rapat bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI untuk membahas masalah sengketa lahan. Dalam rapat tersebut, kata Imam, Pemkab OKI juga sudah memanggil pihak yang mengaku sebagai pemilik lahan area sekolah.

Selain itu, Pemkab OKI juga berjanji segera turun ke lokasi sekolah SD dan SMP yang diduga lahannya bersengketa tersebut. Penutupan sekolah dilakukan oleh pemilik tanah yang mengklaim memegang sertifikat tanah.

2. Polsek SP Padang akan terus memantau sekolah agar kondusif

Ratusan siswa tingkat SD dan SMP yang berada di Desa Bungin Tinggi tak bisa masuk sekolah. (Dok. Istimewa)
Ratusan siswa tingkat SD dan SMP yang berada di Desa Bungin Tinggi tak bisa masuk sekolah. (Dok. Istimewa)

Di sisi lain, kepolisian juga akan memantau dugaan sengketa kepemilikan lahan sekolah tersebut, termasuk menjaga kondisi agar tidak ada keributan di lokasi. Apalagi permasalahan itu melibatkan juga Pemkab OKI.

"Sampai saat ini masih kondusif. Kami mengimbau jangan sampai terjadi permasalahan dan keributan dan anak anak tetap belajar seperti biasa," tegas Ipda Imam.

Dia mengungkap, sebelumnya ada video viral di mana pagar kedua sekolah itu ditutup. Akibatnya, pelajar justru naik pagar agar bisa masuk ke dalam sekolah.

3. Penutupan gerbang sekolah sempat menuai protes dari wali murid

Ratusan siswa tingkat SD dan SMP yang berada di Desa Bungin Tinggi tak bisa masuk sekolah. (Dok. Istimewa)
Ratusan siswa tingkat SD dan SMP yang berada di Desa Bungin Tinggi tak bisa masuk sekolah. (Dok. Istimewa)

Sebelumnya, langkah anak-anak terjegal di depan gerbang sekolah karena gerbang dirantai oleh pemilik tanah pada Senin (13/10/2025). Tampak di depan pagar tertera tulisan 'Tanah ini dalam keadaan sengketa dan proses hukum. Dilarang masuk, merusak atau melakukan kegiatan diatas tanah milik H Darsono. Melanggar himbauan diatas akan dikenakan pasal 551 KUHP (Memasuki pekarangan tanpa izin) dan pasal 406 KUHP (Tentang pengrusakan). Rumah hukum Thabrani dan Partners.'

Penutupan gerbang sekolah ini sontak memicu reaksi keras dari orangtua dan wali murid. Mereka kompak membuka paksa gerbang sekolah, dan ada yang membawa gergaji tangan untuk melepaskan rantai.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ita Lismawati F Malau
EditorIta Lismawati F Malau
Follow Us

Latest News Sumatera Selatan

See More

Alasan Ekonomi, Anggota TNI Ajak Istri Curi Mobil di Muara Enim

14 Okt 2025, 18:54 WIBNews