Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pendaki Asal Bengkulu Meninggal Dunia di Gunung Dempo Pagar Alam

Proses evakuasi jasad pendaki di Gunung Dempo Pagar Alam (Dok: BPBD Pagar Alam)

Pagar Alam, IDN Times - Pemuda asal Bengkulu bernama Deko Avriansah (22) ditemukan meninggal dunia di puncak Gunung Dempo, Pagar Alam. Sumatra Selatan (Sumsel). Deko diduga kelelahan dan mengalami hipotermia saat melakukan pendakian untuk merayakan pergantian tahun.

Saat ini tim evakuasi telah dibentuk untuk melakukan evakuasi terhadap jenazah korban. Tim evakuasi mengetahui kabar darurat tersebut, Jumat (3/1/2024) pukul 01.45 WIB.

"Mendapatkan laporan tersebut, tim langsung bergegas melakukan evakuasi. Namun, dikabarkan korban sudah meninggal lebih dulu di puncak. Dugaannya karena kelelahan dan terkena hipotermia," ungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Pagar Alam, Anjas, Jumat (3/1/2025).

1. Rekan korban turun melapor jika temannya sakit

Ilustrasi korban meninggal / Istimewa

Anjas menjelaskan, kabar mengenai adanya orang yang perlu dievakuasi berasal dari rekan pendakian korban. Rekan korban tersebut diketahui turun untuk mengabarkan kepada Balai Registrasi Gunung Dempo (BRIGADE) untuk meminta pertolongan.

"Awalnya tim menerima laporan ada yang sakit. Tim evakuasi langsung dibentuk saat itu juga untuk melakukan pendakian," jelas dia.

2. Evakuasi dilakukan secara estafet lewat jalur Tugu Rimau

Gunung Dempo Pagar Alam. (Dok. Brigade)

Menurut Anjas, ada 46 orang yang dilibatkan untuk mengevakuasi jasad korban. Proses evakuasi sendiri dilakukan menggunakan jalur Tugu Rimau. Saat ini tim masih melakukan estafet untuk membawa jasad korban.

"Tim evakuasi dibagi beberapa kelompok yang disiapkan di beberapa titik.Sehingga proses evakuasi dilakukan secara estafet mengingat jalur Tugu Rimau ini begitu sulit," jelas dia.

3. Akui medan berat dalam melakukan evakuasi

Ilustrasi meninggal dunia (IDN Times/istimewa)

Anjas menyebut, dalam proses evakuasi yang berlangsung tim melakukan secara perlahan. Medan yang terjal dan kondisi cuaca menjadi salah satu hambatan dalam proses evakuasi yang ada.

"Estafet ini dilakukan agar kondisi fisik tim bisa terjaga karena memang medannya berat," jelas dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
Rangga Erfizal
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us