Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pasien Positif Sumsel 1.291 Kasus, Angka Harian Tertinggi Sejak Delta

Ilustrasi tenaga kesehatan. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
Ilustrasi tenaga kesehatan. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Palembang, IDN Times - Kasus positif di Sumatra Selatan (Sumsel) mencapai angka harian tertinggi selama pandemik COVID-19. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel, jumlah tertinggi terjadi pada Kamis (17/2/2022).

"Kasus Sumsel mencapai 1.291 kasus dan jumlah ini lebih tinggi dibanding puncak kasus COVID-19 varian Delta pada 29 Juli 2021 di angka 1.278 kasus" ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sumsel, Ferry Yanuar, Jumat (18/2/2022).

1. Omicron lebih cepat menular ketimbang varian lain

Ilustrasi pasien (ANTARA FOTO/Ampelsa)
Ilustrasi pasien (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Menurut Ferry, meningkatnya kasus positif COVID-19 harian di Sumsel disebabkan masyarakat yang mulai abai menjalankan protokol kesehatan (prokes).

"Sudah empat bulan kasus positif di Sumsel landai. Masyarakat pun mulai abai. Akibatnya, kasus positif COVID-19 meningkat lagi," kata dia.

Selain itu, ditemukan beberapa kasus COVID-19 varian Omicron di Sumsel. Varian ini disinyalir menjadi penyebab meningkatnya kasus karena memiliki karakteristik yang mudah menular, bahkan lima kali lebih cepat dibanding varian Delta.

"Kami berharap untuk gelombang Omicron bisa lebih cepat reda," timpalnya.

2. Dinkes Sumsel belum bisa menyebutkan ada lonjakan COVID-19 gelombang ketiga

Seorang peserta vaksinasi COVID-19 tengah diperiksa kondisi kesehatannya (ANTARA FOTO/Fransisco Carolio)
Seorang peserta vaksinasi COVID-19 tengah diperiksa kondisi kesehatannya (ANTARA FOTO/Fransisco Carolio)

Namun untuk memastikan apakah angka harian tertinggi merupakan puncak gelombang ketiga, Dinkes belum bisa menyebut kondisi sekarang sebagai puncaknya. Sebab kasus positif masih bisa mengalami peningkatan.

"Jika melihat dari tren COVID-19 varian Delta pada 2021, puncak kasus biasanya terjadi 45 hari setelah munculnya peningkatan kasus atau tiga kali masa inkubasi," jelas dia.

Ferry mengimbau, sebaiknya masyarakat kembali melaksanakan prokes serta percepatan vaksinasi agar penularan tidak meluas. "Utamanya memakai masker," kata dia.

3. Ada ketimpangan persentase cakupan vaksinasi COVID-19 dosis satu dan dua di Sumsel

Ilustrasi tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada warga (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Ilustrasi tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada warga (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Vaksinasi dosis pertama di Sumsel sudah mencapai 91,72 persen dari 6,3 juta sasaran, sedangkan dosis kedua masih sekitar 60,02 persen. Persentase tersebut menunjukkan ketimpangan antara dosis pertama dan kedua.

"Sudah melewati batas waktu interval yang ditentukan, yakni enam bulan. Situasi itu membuat mereka harus melakukan vaksinasi ulang," tandas dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Feny Maulia Agustin
Deryardli Tiarhendi
Feny Maulia Agustin
EditorFeny Maulia Agustin
Follow Us