Korban Banjir Bandang di Padang Mulai Alami Gatal-gatal

- Penyebab gatal-gatal: Kelembaban di pengungsian menyebabkan jamur tumbuh di kulit, mengakibatkan gatal-gatal karena sering hujan pasca banjir bandang.
- Penanganan yang dilakukan: Warga diberikan salap dan obat untuk gatal-gatal, dengan puluhan warga masih mengalami kondisi tersebut selama berada di pengungsian.
- Penyakit lainnya: Selain gatal-gatal, para pengungsi juga mengalami Ispa, hiper tensi, dan magh akibat stres memikirkan keadaan rumah mereka.
Padang, IDN Times - Korban bencana banjir bandang di daerah bandang di daerah Batu Busuk, Kecamatan Pauh, Kota Padang sudah mulai mengalami penyakit gatal-gatal.
Hal tersebut diungkapkan oleh petugas kesehatan dari Puskesmas Pauh, Lusiana Yanti saat diwawancarai IDN Times, Rabu (17/12/2025).
"Sudah ada juga pengungsi yang mengalami gatal-gatal saat ini yang kami layani selain Ispa," katanya.
1. Penyebab gatal-gatal

Lusiana menjelaskan, penyebab masyarakat yang terkena penyakit gatal-gatal tersebut karena kelembapan yang terjadi di pengungsian.
"Biasanya gatal-gatal itu karena lembap yang mengakibatkan jamur tumbuh di kulit dan mengakibatkan gatal-gatal tersebut," katanya.
Menurutnya, kondisi tersebut juga terjadi karena keadaan yang masih sering hujan pasca terjadinya bencana banjir bandang yang melanda daerah tersebut sejak 20 hari yang lalu.
2. Bagaimana penanganan yang dilakukan?

Lusiana mengatakan, setiap warga yang datang dengan keluhan gatal-gatal selalu diberikan pelayanan oleh tim kesehatan yang turun ke lapangan.
"Kami biasanya memberikan salep yang biasa digunakan untuk gatal-gatal dan juga diberikan obat lainnya," katanya.
Menurutnya, sudah ada puluhan warga yang mengalami gatal-gatal hingga saat ini dan kemungkinan akan terus ada selama pengungsi masih berada di pengungsian sementara seperti tenda.
3. Bagaimana dengan penyakit lainnya?

Lusiana mengatakan, untuk penyakit lain yang dialami oleh para pengungsi yang menjadi korban bencana banjir bandang tersebut berupa Ispa dan hiper tensi.
"Ada juga warga yang mengeluhkan magh. Ini kemungkinan karena stres memikirkan keadaan rumahnya akibat bencana lalu," katanya.
Ia mengungkapkan bahwa tim kesehatan akan terus pergi ke lapangan untuk terus memantau kesehatan warga yang menjadi korban bencana tersebut.

















