Kabut Pagi di Bandara SMB II Palembang Picu 4 Penerbangan Delay

- Kabut tebal menyebabkan 4 penerbangan terganggu di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
- Jarak pandang di bawah 800 meter memaksa penundaan penerbangan, dengan kabut berlangsung selama 3 jam.
- Kondisi dipengaruhi pancaroba atau musim peralihan, dimana proses kondensasi dan angin tenang mendukung pembentukan kabut.
Palembang, IDN Times - Kabut tebal menyelimuti Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang menyebabkan empat penerbangan terganggu. Kondisi itu terjadi diakibatkan penurunan jarak pandang di perlintasan pesawat.
"Betul, penerbangan di Bandara SMB II tadi pagi terganggu tebalnya kabut. Jarak pandang terbatas sehingga membuat penerbangan terpaksa ditunda beberapa jam," jelas GM Bandara SMB II, Winahya Mahdar, Senin (14/10/2024).
1. Jarak pandang menurun pagi hari

Winahya menerangkan, dua penerbangan tujuan Bandara Soekarno Hatta Banten, dan tujuan Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta serta Bandara Hang Nadim Batam ditunda. Penundaan itu dilakukan akibat terbatasnya jarak pandang.
"Jarak pandang tadi pagi di bawah 800 meter (batas aman). Jadi ada empat maskapai yang terganggu, kita belum mendata berapa banyak penumpang yang terkendala penundaan terbang," jelas dia.
2. Kabut berlangsung selama 3 jam

Kepala Stasiun Klimatologi SMB II Palembang, Siswanto mengatakan, kabut terjadi hari ini berlangsung selama 3 jam, dari pukul 04.00-07.00 WIB. Kabut tebal tersebut bukan berasal dari kebakaran hutan dan lahan melainkan kondisi dipengaruhi pancaroba atau musim peralihan.
"Kabut biasanya berlangsung satu sampai dua jam. Namun bisa lebih lama tergantung penyinaran matahari, kalau suhunya sudah mulai naik perlahan-lahan fog akan hilang. Biasanya saat sore hujan, maka saat subuh terjadi kabut. Tebal tipisnya tergantung jumlah uap airnya. Semakin banyak kandungan uap air biasanya akan semakin tebal," jelas dia.
3. Ini penyebab munculnya kabut

Siswanto menerangkan, terbentuknya kabut terjadi karena proses kondensasi. Proses ini terjadi ketika udara jenuh dengan uap air dan suhu udara menurun sehingga mengembun dan menjadi tetesan air.
"Kondisi angin yang tenang atau lemah juga dapat mendukung pembentukan kabut lebih tebal dan sulit hilang. Namun biasanya kalau sudah masuk sinar matahari pagi, suhu mulai naik dan kabut perlahan hilang," jelas dia.