Antrean Solar Palembang Makan Korban, 2 Pemotor Tewas Tabrak Truk
- Dua pengendara motor tewas menabrak truk yang sedang antre BBM subsidi solar di Palembang.
- Kecelakaan terjadi karena pengendara tidak melihat truk yang sedang terparkir menunggu giliran mengisi BBM.
- Polisi mengimbau pengendara untuk berhati-hati saat melintas di area SPBU dan telah menyita sejumlah barang bukti untuk penyelidikan lebih lanjut.
Palembang, IDN Times - Antrean BBM subsidi jenis solar kembali memakan korban. Dua pengendara sepeda motor, Supriyadi (41) dan Agus Susanto (50), meninggal dunia setelah menabrak sebuah truk yang sedang terparkir menunggu giliran mengisi BBM di kawasan by pass Alang-Alang Lebar (AAL).
Kecelakaan tragis itu terjadi pada Sabtu 15 November 2025 sekitar pukul 21.00 WIB, saat keduanya melaju dengan kecepatan tinggi dan tidak sempat menghindari truk yang berada dalam antrean.
"Motor diduga melaju terlalu ke kiri dan pengendara tidak memperhatikan kendaraan yang ada di depannya sehingga kecelakaan tersebut tidak terhindarkan," ungkap Kanit Gakkum Satlantas Polrestabes Palembang, Iptu Hermanto, Senin (17/11/2025).
1. Duga ada faktor kelalaian
Hermanto menjelaskan, kedua pengendara terpental usai menabrak truk Hino BG 8935 JG. Pihaknya menduga kecelakaan ini terjadi karena faktor kelalaian dari pengendara motor yang tidak melihat adanya antrean.
"Supriyadi diketahui sebagai pengendara sementara Susanto yang dibonceng," jelas dia.
2. Kedua korban alami luka parah
Supriyadi mengalami luka parah di bagian mata kanan, pelipis, dada dan perut. Sementara, rekannya Agus Susanto menderita patah pada tempurung kepala, serta pendarahan hebat di mulut, hidung dan telinga.
"Kita mengimbau pengendara untuk berhati-hati terutama saat melintas di area SPBU," jelas dia.
3. Polisi dalami penyebab kecelakaan
Saat ini, polisi telah menyita sejumlah barang bukti, termasuk sepeda motor milik korban Honda Supra Fit BG 5897 JM serta truk Hino yang terlibat kecelakaan. Selain itu, dokumen kendaraan dan SIM pengemudi juga diamankan untuk kebutuhan penyelidikan lebih lanjut.
