Hasil Lab Ungkap Menu MBG di OKI Terkontaminasi Bakteri E-coli

- Dinkes Sumsel umumkan hasil uji laboratorium BPOM: 80 siswa di OKI keracunan karena makanan MBG terkontaminasi bakteri E. coli.
- Bakteri E. coli bisa masuk melalui penyajian makanan yang kurang bersih, bahan makanan tidak dicuci dengan benar, dan proses pemasakan yang tidak optimal.
- Kemunculan bakteri E-coli juga bisa berasal dari penjamah makanan yang kurang menjaga higienitas, seperti tidak mencuci tangan dengan benar.
Palembang, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel mengumumkan hasil uji laboratorium yang dikeluarkan BPOM dari pemeriksaan sampel makanan pada menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyebabkan 80 siswa di Pedamaran, Ogan Komering Ilir (OKI) keracunan. Dari sejumlah sampel yang diuji, dua jenis makanan dinyatakan tidak memenuhi syarat, karena terdeteksi mengandung bakteri Escherichia coli (E. coli).
"Hasilnya kemarin sudah keluar, ada dua sampel yang tidak memenuhi syarat (higienis), yakni tahu crispy dan soto ayam," ungkap Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Sumsel, Dedy Kurniawan, Selasa (16/9/2025).
1. Proses memasak diduga tidak optimal

Dedy menjelaskan, bakteri E. coli dapat mencemari makanan melalui berbagai faktor. Salah satunya berasal dari proses penyajian di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menggunakan air kurang bersih. Selain itu, penggunaan bahan makanan yang tidak dicuci dengan benar serta proses pemasakan yang tidak optimal juga menjadi penyebab adanya kontaminasi pada makanan yang disajikan.
"Soto terkontaminasi E-coli karena menggunakan air dan sayuran yang tidak bersih. Selain itu, proses pemasakan juga tidak dilakukan secara maksimal," jelas dia.
2. Proses memasak tahu menggunakan air mentah

Sementara pada bahan makanan tahu, proses perendaman dengan air mentah dan penggorengan yang tidak sempurna. Hal ini diduga kuat membuat bakteri tetap aktif hingga dikonsumsi oleh para siswa.
"Pada tahu goreng, proses perendaman dilakukan menggunakan air dingin yang ternyata masih mentah. Selain itu, pemasakan tidak dilakukan secara optimal sehingga bakteri masih bertahan," jelas dia.
3. Tidak mencuci tangan sebelum makan juga bisa jadi faktor risiko

Selain faktor penyajian makanan yang dirasa tidak higenis, kemunculan bakteri E-coli juga bisa berasal dari penjamah makanan. Tidak mencuci tangan sebelum makan, juga dapat menjadi faktor penyebab makanan terkontaminasi.
"Penjamah makanan kurang menjaga higienitas, misalnya tidak mencuci tangan dengan benar setelah buang air besar," jelas dia.
4. Ada 80 siswa di OKI keracunan menu MBG

Diberitakan sebelumnya, puluhan siswa SD dan SMP di Pedamaran, Kabupaten OKI dilarikan ke puskesmas setempat usai makan siang pada awal September. Para siswa mengeluh sakit perut dan mual. Kondisi tersebut membuat para guru sempat panik melihat para siswanya lemas.
Seperti kasus sebelumnya, makanan diduga menjadi penyebab para siswa keracunan. Para siswa diketahui sempat menyantap nasi putih, kuah soto, ayam suwir, toge, tahu goreng, dan susu serta buah jeruk.
Diduga penyebab keracunan mengarah pada menu ayam suwir yang disantap. Para siswa bersaksi bahwa mereka mencium bau tidak sedap dari ayam yang disantap mereka pada hari itu. Siswa yang tidak mengonsumsi ayam tersebut tidak mengalami gejala serupa.
"Dari awal siswa kelas 6 sudah mengeluh, katanya ayamnya sudah mengeluarkan bau tidak sedap," ungkap Salah satu guru di SDN 5 Pedamaran, Meshin Putri Utami.