Harus Tahu! Bunyi Sirine di Kantor Wako Palembang Tanda Banjir

- Pemerintah Kota Palembang akan mengaktifkan suara sirine sebagai peringatan dini bencana banjir.
- Program ini merupakan kerja sama antara Pemkot dan Dinas Pemadam Kebakaran, serta berdasarkan informasi dari BMKG Sumatra Selatan.
- Pemkot juga memastikan akan memonitor fungsi pompanisasi Sekip Bendung dan memberikan edukasi kepada masyarakat yang tinggal di tepi Sungai Musi.
Palembang, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang segera aktivasi bunyi sirine dari Kantor Wali Kota (Wako) Jalan Merdeka sebagai penanda bencana banjir akan melanda kota. Rencana itu dilakukan agar masyarakat waspada terhadap cuaca dan kondisi.
"Hal ini sudah berlaku di DKI Jakarta. Jika Palembang sudah tanda kuning atau waspada itu dibunyikan," kata Wako Palembang Ratu Dewa, Rabu (12/3/2025).
1. Sirine di Kantor Wako Palembang pernah aktif tahun 90-an

Suara sirine sebagai penanda dan peringatan adanya potensi bencana banjir, kata dia, merupakan program kerja sama Pemkot dan Dinas Pemadam Kebakaran. Nantinya, dinas terkait akan membunyikan sirine.
"Sirine ini dulunya dipakai di tahun 90-an akan diaktifkan kembali saat cuaca ekstrem dan ada bencana banjir," jelasnya.
Program suara sirine akan kembali aktif, seiring dengan tindak lanjut informasi dari BMKG Sumatra Selatan (Sumsel) yang menyatakan hingga 18 Maret jadi momen puncak pasang air laut.
"Menghadapi kondisi ini kita panggil instansi terkait termasuk camat, lurah, Dinas PUPR, Dinas Pemadam Kebakaran, dan Badan Penanggulangan Bencana dalam menghadapi cuaca ekstrem," kata dia.
2. Ratu Dewa minta, camat, lurah dan OPD awasi lokasi rawan banjir

Dewa menyampaikan, saat ini sirine sudah ada di Kantor Wako Palembang. Namun ujarnya, kondisi alat tersebut rusak. Maka itu, dia meminta OPD terkait untuk membantu normalisasi operasional alat. Termasuk aktivasi kembali lampu sorot dari kantor tersebut.
"Dulu sirine ini sering berbunyi di jam tertentu seperti jam 6 pagi, jam 12 siang. Nah ini saat ada potensi bencana banjir agar diketahui oleh warga," katanya.
Tak hanya kembali aktivasi sirine, Dewa juga meminta, camat, lurah dan OPD terkait untuk menunggu dan mengawasi lokasi rawan banjir, seperti Kertapati, Seberang Ulu I, Seberang Ulu II, Kalidoni, Gandus, dan sebagian Sematang Borang.
"Termasuk banjir di Simpang Polda menyebabkan genangan tinggi di pemukiman sekitar, ternyata ada codetan yang harus segera dibangun, saya minta segera dibangun dan proses pengadaan sedang berlangsung," jelas dia.
3. Pemkot pastikan monitoring fungsi pompanisasi Sekip Bendung

Kemudian lanjutnya, Pemkot juga memastikan akan memonitor dan memikirkan lebih lanjut, terhadap fungsi pompanisasi Sekip Bendung dan pompanisasi portable skala besar milik Balai Sungai secara maksimal. Tujuannya, agar penanganan banjir cepat teratasi.
"Saat ini pompanisasi Sungai Bendung hanya berfungsi 3 dari 6 pompa. Maka program ke depan harus diperbesar sehingga air banjir dapat disedot dan mengalir dengan lancar melalui pompanisasi Sungai Bendung," katanya.
Dewa menambahkan, khusus yang tinggal di tepi Sungai Musi, perlu edukasi dan pemahaman. Yakni bahwa masyarakat harus bersahabat dengan alam. Artinya mereka yang tinggal di tepi sungai diharapkan membangun rumah-rumah panggung.