Energi Baru Terbarukan di Sumbar Kerap Ditolak Masyarakat, Kenapa?

- Potensi energi baru terbarukan di Sumbar cukup besar, termasuk energi panas bumi yang belum tergarap optimal.
- Masyarakat belum tersosialisasi dengan baik mengenai manfaat energi baru terbarukan, menyebabkan penolakan dan permasalahan sosial.
- Kurangnya sosialisasi dan miss komunikasi antara investor dan masyarakat menjadi penyebab utama penolakan terhadap EBT di Sumatra Barat.
Padang, IDN Times - Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Helmi Herianto menyatakan, perkembangan energi di Sumatra Barat kerap tersandung permasalahan sosial.
"Memang untuk permasalahan sosial banyak terjadi di wilayah yang memiliki potensi energi baru terbarukan yang ada di Sumatra Barat ini," katanya saat diwawancarai IDN Times, Selasa (23/9/2025).
Helmi mengatakan, permasalahan sosial yang terjadi di Sumbar tersebut karena adanya beberapa penolakan dari masyarakat yang berada di sekitar lokasi potensi energi.
1. Potensi energi baru terbarukan di Sumbar

Helmi mengatakan, potensi energi baru terbarukan yang ada di Sumatra Barat cukup banyak yang bisa dikelola dan dimaksimalkan lagi ke depannya.
"Seperti energi panas bumi cukup besar di Sumatra Barat. Tetapi masih belum tergarap dengan optimal sampai saat ini," katanya.
Menurutnya, beberapa daerah di Sumatra Barat diketahui memiliki potensi energi panas bumi yang bisa dimaksimalkan ke depannya oleh investor.
2. Tersandung masalah sosial

Menurut Helmi, masyarakat di Sumatra Barat sampai saat ini masih belum tersosialisasikan dengan baik soal dampak baik dari energi baru terbarukan yang bisa digarap.
"Seperti contohnya beberapa penolakan yang ada di Sumatra Barat beberapa waktu lalu itu menurut hemat kami karena masyarakat belum mengetahui bagaimana manfaat dari EBT ini," katanya.
Ia mengatakan, masyarakat di Sumatra Barat sampai saat ini membutuhkan sosialisasi terkait dampak baik yang bisa dirasakan dengan adanya EBT.
"Selain investasi, dampak baik dari EBT ini adalah ramah terhadap lingkungan yang tentunya tidak akan berdampak terhadap masyarakat sekitar," katanya.
3. Miss komunikasi

Selain permasalahan kurangnya sosialisasi, menurut Helmi hal lainnya yang membuat penolakan terhadap EBT di Sumatra Barat karena adanya miss komunikasi.
"Banyak juga terjadi miss komunikasi antara investor dengan masyarakat sekitar yang mengakibatkan adanya penolakan tersebut," katanya.
Ia mengatakan, ke depannya pihaknya akan memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait dampak baik dari energi baru terbarukan yang bisa digarap di Sumatra Barat.