Disdik Muara Enim Dalami Kasus Perundungan di SMP Negeri 3 Segayam

- Kasus perundungan di SMP Negeri 3 Segayam, Muara Enim dikonfirmasi oleh Sekretaris Dinas Pendidikan.
- Siswi SMP mengalami perundungan verbal dan fisik, termasuk penarikan hijab hingga terjatuh dan tamparan.
- Keluarga korban berharap ada keadilan dan skorsing bagi pelaku perundungan agar kejadian serupa tidak terulang.
Muara Enim, IDN Times - Sekretaris Dinas Pendidikan Muara Enim, Faisal Al Akhmed, mengonfirmasi adanya kasus perundungan (bullying) di SMP Negeri 3 Segayam, Kecamatan Gelumbang, Muara Enim. Pihaknya sedang mendalami kasus ini sambil menunggu laporan lebih lanjut mengenai insiden tersebut.
"Kami akan memastikan dulu, karena video tersebut berangkat dari media sosial. Setelah mengetahui kebenarannya, barulah nanti kita melakukan tindakan, berkoordinasi, dan melakukan rapat," ungkap Faisal, Sabtu, (27/7/2024).
1. Minta pihak sekolah berikan edukasi soal bullying

Dalam video yang beredar, seorang siswi SMP didatangi oleh rekan-rekannya saat duduk di bangku sekolah. Korban menerima perundungan baik secara verbal maupun fisik.
Korban diumpat, dicaci, serta mengalami kekerasan berupa penarikan hijab hingga terjatuh dan tamparan sebanyak dua kali. Kondisi ini sangat miris mengingat perundungan terjadi di lingkungan pendidikan.
"Harapannya, untuk mengantisipasi kejadian ini, pihak sekolah harus memberikan edukasi dan pembelajaran lebih agar tidak melakukan bullying terhadap siswa lain," jelas Faisal.
2. Kakak korban buka suara di Instagram

Sementara itu, kakak korban, melalui akun Instagram pribadinya @jjjough, mengaku miris dengan apa yang dialami adiknya. Pihak keluarga merasa pilu melihat korban mengalami penganiayaan sementara semua pihak tampak diam.
"Kejadiannya terjadi pada tanggal 23 Juli 2024 lalu. Adik saya dirundung oleh teman sekelasnya," ungkap kakak korban.
Diduga karena aksi perundungan tersebut tidak ditanggapi, pelaku pun kesal dan mulai melakukan tindakan kekerasan terhadap korban. Pelaku bahkan menarik hijab korban hingga terjatuh dari kursi dan membentur meja.
"Adik saya mengalami memar di bagian dada. Tidak hanya itu, dia juga dibully dengan cara dimaki-maki dan ditampar sebanyak dua kali," jelas kakak korban.
3. Berharap ada keadilan buat sang adik

Kakak korban merasa miris karena adiknya menjadi korban perundungan dan kecewa karena tidak ada teman-teman yang melindungi adiknya.
"Sebelumnya, antara korban dan pelaku memang ada selisih paham, tapi adik saya memilih diam. Sekalipun ada perkataan yang salah, tidak pantas melakukan kekerasan apalagi sampai menampar dua kali," jelasnya.
Pihak keluarga berharap ada keadilan bagi adiknya dan pelaku perundungan. Mereka juga berharap sekolah memberikan skorsing agar kejadian serupa tidak terulang.
"Kami ingin ada keadilan buat adik kami," jelas kakak korban.