Bocah Laki-Laki Belasan Tahun di Palembang Kerja Hidupi Adik dan Nenek

- Muhammad Rizky Aditya alias Iki, 11 tahun, berjuang menghidupi adik-adiknya setelah ibunya meninggal dunia.
- Iki berjualan keripik dan kerupuk sejak kelas 3 SD untuk biaya pengobatan ibu dan bayar kontrakan.
- Iki memanfaatkan UMKM di wilayahnya untuk membeli dan menjual kembali makanan demi mencukupi kebutuhan keluarganya.
Palembang, IDN Times - Seorang bocah laki-laki berusia sebelas tahun bernama Muhammad Rizky Aditya alias Iki berjuang menghidupi ketiga adiknya. Iki harus mengorbankan masa kanak-kanak yang bermain karena harus membagi waktu untuk sekolah dan mencari uang.
Kisah Iki ini sempat menjadi perbincangan masyarakat di media sosial yang empati melihat anak kecil berjualan membawa panganan kecil dijajakan dari warung ke warung, hingga lorong ke lorong di kawasan Plaju.
"Iki berjualan sejak kelas 3 SD, ini semua untuk biaya pengobatan ibu dan bayar kontrakan," ungkap Iki menceritakan kisahnya, Selasa (6/2/2024).
1. Rela berjualan dari siang hingga malam hari

Siswa kelas 5 SD tersebut mengaku berjualan keripik dan kerupuk dari pulang sekolah pukul 12.00 WIB hingga malam hari. Tak hanya berjualan, Iki pun kadang harus mengamen demi mencari tambahan penghasilan.
Kesulitan Iki terjadi tak kala ibu kandungnya meninggal dunia. Sedangkan ayahnya pergi meninggalkan Iki bersama adik-adiknya. Dari hasil berjualan dan mengamen itu digunakan Iki untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dirinya memberikan uang itu kepada sang nenek untuk mengatur keuangan keluarga.
"Ibu Iki sudah gak ada (meninggal dunia). Biasanya Iki berjualan dari siang sampai malam hari pukul 10.00 WIB," ungkap dia.
2. Iki keliling berjualan di kawasan PGRI dan Sentosa

Iki mengatakan, dirinya harus bekerja agar adik-adiknya bernama Aisyila (5), Dani (3) dan Khalfi (2) dapat makan. Dirinya harus berjuang sejak dini agar adik-adiknya kelak bisa bersekolah dan mengubah nasib mereka.
"Iki berharap adik-adik bisa sekolah dengan lancar, dan kelak menjadi orang sukses," jelas dia.
Iki memanfaatkan banyaknya UMKM di wilayah tempat tinggalnya. Dari sana dirinya membeli keripik hingga kerupuk dalam kemasan kiloan lalu dibungkus bagian kecil untuk dijual kembali. Dirinya mengaku, meski tidak banyak mendapat uang, tapi penghasilannya bisa menutupi keperluan sehari-hari.
"Lumayan lah (hasil jualan), Iki kadang jual di kawasan PGRI dan Sentosa," jelas dia.
3. Sang nenek waswas menunggu cucunya berjualan

Sang nenek Sa'adah mengaku beban berat yang ditanggung Iki dilakukan untuk membantu perekonomian keluarga. Dirinya selalu waswas jika sang cucu sudah berjualan dan berharap dirinya pulang dengan selamat.
"Saya pesan ke Iki agar hati-hati kalau jualan. Saya juga selalu mengingatkan pesan ibunya untuk tetap tabah dan sabar dengan keadaan," tutup dia.