Antrean BBM Mengular Gubernur Sumsel Bertemu Pertamina, Ini Hasilnya

- Gubernur Sumsel Herman Deru angkat bicara soal antrean BBM di SPBU yang membuat lalu lintas macet mengular.
- Antrean BBM merugikan masyarakat dan usaha di sekitar SPBU, perlu upaya dari Pertamina untuk membenahi sistem penjualan.
- Pembatasan subsidi perlu diterapkan agar tidak dinikmati oleh pihak yang tidak berhak, kelangkaan BBM solar meningkatkan biaya operasional transportasi.
Palembang, IDN Times - Gubernur Sumsel Herman Deru angkat bicara permasalahan antrean BBM yang terjadi diberbagai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Sumsel. Menurut Deru, permasalahan ini tidak akan selesai jika metode yang digunakan tidak dibenahi dan berdampak bagi masyarakat.
"Kalau metodenya tidak dibenahi, satu antrean panjang ini membuat lalu lintas macet mengular. Bahkan Usaha-usaha yang di sekitar SPBU sepanjang yang tertutup mobil itu juga tidak bisa melayani pelanggannya," ungkap Herman Deru, Senin (10/11/2025).
1. Minta Pertamina koordinasi dengan dishub dan kepolisian

Menurut Deru diperlukan upaya dari Pertamina untuk membenahi sistem penjualan tersebut sehingga ke depannya tidak ada kemacetan yang menutup usaha orang lain.
"Maka saya minta Pertamina bekerja dengan semua pihak khususnya kepolisian, dishub, jangan sampai terjadi lagi. Kasian dengan masyarakat. Ini sudah soal kemanusiaan," jelas dia.
2. Bahas solusi, Gubernur bertemu Pertamina

Terkait persoalan tersebut, Deru mengatakan pihaknya telah bertemu Pertamina untuk membahas masalah antrean BBM. Ia sepakat bahwa pembatasan subsidi perlu diterapkan agar subsidi benar-benar tepat sasaran dan tidak dinikmati oleh pihak yang tidak berhak.
"Tapi tolong carikan formula lain terutama Pertamina yang punya tanggung jawab, khususnya Patra Niaga yang mengelola distribusi BBM ini," jelas dia.
3. Berdampak pada peningkatan biaya operasional

Kemacetan dan kelangkaan BBM jenis solar menimbulkan persoalan baru, khususnya terkait biaya transportasi. Jika sebelumnya transportasi tersebut bisa melakukan 2–3 kali perjalanan setelah mengisi BBM, kini mobilitas mereka terhambat. Kondisi ini berdampak pada peningkatan biaya operasional.
"Siapa yang akan menerima beban kemahalan itu? Pasti konsumen. Siapa konsumen? Pasti masyarakat," jelas dia.

















