Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Amatiran, namun Hasil Cetakan Uang Palsu di Palembang Ini Cukup Rapi

Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Anom Satyadji (IDN Times/Rangga Erfizal)

Palembang, IDN Times - Polrestabes Palembang menangkap M Teguh (49), pelaku pencetak uang palsu (upal) di rumah kontrakannya di Jalan Panca Usaha, Lorong Mufakat, Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu (SU) I Palembang, Kamis (12/3). 

"Beberapa hari terakhir ada warga yang mengeluh mendapatkan uang palsu. Lalu saya perintahkan Tim Khusus Anti Bandit (Tekab) 134 Satreskrim untuk turun tangan. Kamis (12/3) kemarin, tersangka berhasil ditangkap," ujar Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Anom Satyadji, Jumat (13/3).

1. Terbilang amatir, namun hasil tersangka mencetak upal cukup rapi

Tersangka M Teguh saat ditanya oleh Kapolrestabes Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Anom mengungkapkan, meski tersangka Teguh terbilang amatir dalam membuat upal, namun hasil yang dibuatnya terbilang rapi. Warga yang mendapat uang tersebut akan terkecoh jika tidak memperhatikan uang tersebut.

"Saat ditangkap tersangka tidak melakukan perlawanan. Kasus ini lagi kita lakukan pengembangan," ungkap dia.

2. Pelaku diancam hukuman penjara selama 12 tahun

Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Anom Setyadji (IDN Times/Rangga Erfizal)

Anom menjelaskan, barang bukti yang berhasil disita dari tersangka, berupa printer merek Canon MP 287 dan 72 lembar uang palsu yang belum sempat diedarkan ke masyarakat luas.

"Saat ini pihak kepolisian lagi mendata berapa uang yang sudah beredar di masyarakat. Atas ulahnya, pelaku kita jerat pasal 245 KUHP, Subsider Pasal 36 Ayat (1), (2) dan (3) UU RI nomor 7 Tahun 2011, Tentang Mata Uang dengan ancaman penjara selama 12 tahun," jelas dia.

3. Tersangka sudah belanjakan uang palsu sebanyak Rp20 juta

Press rilis di Polrestabes Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Sementara, dari pengakuan tersangka Teguh, pemalsuan uang itu dilakukannya karena selama menjadi buruh bangunan penghasilannya kurang. Untuk bertahan hidup dirinya terpaksa menggandakan uang palsu.

"Saya nekat melakukan aksi itu, karena gaji saya sebagai tukang bangunan tidak cukup," ujar dia berkilah.

Teguh melanjutkan, teknik membuat uang palsu itu didapatnya dari temannya di Bandung, dan belajar mencetak uang sendiri di rumah kontrakannya.

"Saya belanjakan di pasar tradisional atau warung. Lalu barang belanjaannya juga saya jual dengan harga murah.Saya sudah belanjakan sekitar Rp20 juta," tandas dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rangga Erfizal
EditorRangga Erfizal
Follow Us