Walhi Sumsel Sebut Banjir Besar di Lahat Dipicu Kerusakan Hulu Sungai

Palembang, IDN Times - Kerusakan alam merupakan dampak nyata dari banjir yang terjadi di Sungai Lematang, Lahat, Sumatra Selatan (Sumsel). Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumsel menyebut banjir tersebut dipengaruhi oleh kerusakan ekosistem.
"Terjadi perubahan bentang alam yang sudah terdegradasi sekaligus hutan yang terforestasi," ungkap Direktur Walhi Sumsel, Yuliusman, Jumat (10/3/2023).
Baca Juga: Panen Tinggal Hitungan Hari, Sawah dan Kebun di Lahat Tersapu Banjir
1. Harus ada upaya mencegah banjir berlanjut
Yuliusman menjelaskan, banjir bandang yang terjadi kemarin merupakan terbesar dalam lima tahun terakhir. Hal ini menjadi sinyal dan bukti yang kuat jika tidak ada upaya menanggulangi kerusakan lingkungan, bahkan menambah parah banjir di waktu yang akan datang.
"Sinyal-sinyal banjir sudah ada dan akan menjadi lebih besar jika tidak ada upaya mencegah," jelas dia.
Baca Juga: Banjir Lahat Berpotensi Ganggu Pasokan Sayur di Sumsel
2. Mitigasi bencana dinilai kurang
Banjir di Lahat merusak puluhan bangunan yang berada di pesisir sungai. Tak hanya itu, banjir juga mengakibatkan korban jiwa. Pemerintah dinilai lalai dalam mitigasi bencana. Padahal jika mitigasi bencana dilakukan sejak awal maka warga akan lebih bersiap.
"Ini potret lemahnya pemerintah dalam mitigasi bencana, padahal sudah ada BMKG. Pengelolaan landskap yang eksploitatif turut mengubah bentang dan fungsi alam," jelas dia.
3. Tiga pemda di wilayah hulu harus berkoordinasi
Menurut Yuliusman, perlu upaya memulihkan wilayah resapan air di hulu sungai, agar kejadian serupa bisa diminimalisir jika pemerintah mau.
"Pemda Lahat, Pagar Alam, dan Pemda Empat Lawang hendaknya duduk bersama mencari solusi ke depan agar bencana ini tak terulang," tutup dia.
Baca Juga: Banjir Bandang di Lahat, 1 Tewas dan Ribuan Warga Terdampak