Empat Masjid Tertua di Palembang, Ada yang Berusia 3 Abad Lebih
Bukti syiar Islam di Bumi Sriwijaya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Kerajaan Sriwijaya dengan Palembang sebagai pusat pemerintahannya, sempat memiliki penduduk dengan mayoritas penganut agama Buddha dan Hindu. Baru pada awal abad 1 H atau awal abad 8 Masehi, agama Islam masuk ke Kota Palembang, hingga tumbuh dan berkembang pesat di sepanjang abad ke-7 sampai abad ke-14 Masehi.
Kesultanan Palembang Darussalam muncul sebagai kerajaan Islam yang didirikan oleh Sri Susuhunan Abdurrahman dari Jawa. Pemerintah kolonial Belanda kemudian menghapus kerajaan Kesultanan Palembang Darussalam pada 7 Oktober 1823. Namun, budaya Islam di Palembang tak pernah luntur. Masjid-masjid yang pernah didirikan pada saat itu dengan akulturasi arsitektur masih kokoh berdiri hingga sekarang.
"Sejarah mencatat bahwa sejak zaman kerajaan maupun kesultanan banyak pedagang di Palembang sudah berhubungan dengan pedagang Arab, India, dan Cina," ujar sejarawan Palembang, Kemas Ari Panji, Kamis (30/4).
IDN Times merangkum empat masjid tertua di Palembang yang menjadi saksi syiar agama Islam. Mau tahu? Yuk simak artikelnya.
Baca Juga: Masjid Ditutup, Mal Dibuka: Tanda Kemajuan Umat Islam Lawan COVID-19
1. Masjid Agung Palembang sempat terbakar saat perang
Masjid Agung Palembang merupakan bangunan masjid tertua di Palembang. Masjid ini didirikan pada abad ke-16 oleh Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo (SMB I). Namun karena perang yang terjadi di Palembang pada tahun 1659, seluruh bangunan lama habis terbakar. Lalu kembali didirikan pada tahun 1738.
Masjid Agung Palembang mengalami renovasi besar pasca reformasi tahun 1999. Saat itu Gubernur Sumsel Rosihan Arsyad, memperbaiki bagian masjid yang telah rusak dan menambah tiga bangunan baru di sisi Selatan, Utara, dan Timur. Sejak saat itu, Masjid Agung Palembang terus mengalami perubahan bentuk menyesuaikan kebutuhan zaman.
Daya tarik akulturasi tiga budaya sangat terasa di masjid ini. Atap Masjid Agung Palembang ini berbentuk seperti bangunan khas Tiongkok karena bentuknya menyerupai Kelenteng. Sedangkan untuk pintu utama masjid menunjukkan bentuk megah dengan nuansa Eropa. Berbeda lagi dengan menara menjulang tinggi yang menyerupai tumpeng dalam kebudayaan Indonesia.
Tempat ibadah yang pernah dinamakan Masjid Sultan saat awal dibangun ini, menjadi tempat favorit umat Islam di Palembang melakukan ibadah, saat bulan puasa atau salat Ied di Hari Raya Idul Fitri dan Adha.
Baca Juga: 4 Masjid Bawah Tanah di Indonesia yang Unik Banget, Bikin Merinding