Petani OKI Harap Harga Gabah Naik jadi Rp7 Ribu per Kg

- Para petani di Ogan Komering Ilir berharap harga gabah naik minimal Rp7 ribu per kg untuk hidup lebih layak dan sejahtera.
- Perum Bulog Sumsel Babel menyerap gabah dari OKI sebesar Rp6.500 per kg, dengan penyerapan hingga akhir 2025.
- Bulog mengklaim harga pembelian sudah seragam dan tanpa masalah, serta akan digunakan untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) pemerintah.
Ogan Komering Ilir, IDN Times - Sejumlah petani di Ogan Komering Ilir (OKI) berharap harga jual gabah ke Perum Bulog Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel-Babel) mengalami sedikit kenaikan.
"Kalau bisa harga dinaikkan sedikit, minimal 7 ribu per kilo. Kalau agak tinggi petani semangat (panen). Karena biaya pertanian sekarang makin mahal," kata Petani Desa Sepang Kecamatan Pampangan, Redi, Kamis (25/9/2025).
1. Petani OKI sebut perawatan pertanian makin mahal

Harapan pembelian gabah diangka Rp7 ribu itu juga merupakan bentuk keinginan para petani yang ingin hidup lebih layak dan sejahtera. Karena jika dilihat dari biaya perawatan, harga pupuk organik, anorganik dan obat untuk tanaman pun makin tinggi.
"Lahan saya 6 hektare, kalau bisa, harapannya naik sedikit agar keuntungan lebih layak," ujarnya.
Diketahui, Perum Bulog Sumsel Babel menyerap gabah dari Kabupaten OKI sebesar Rp6.500 per kilogram (kg). Harga tersebut saat ini, merupakan harga standar yang ditentukan oleh pemerintah pusat.
2. Konsisten kerja sama gapoktan serap gabah petani

Pimpinan Perum Bulog Sumsel Babel, Mersi Windrayani, menjelaskan, penyerapan yang baru dilakukan berlangsung di Desa Sepang Kecamatan Pampangan, serta sejumlah kecamatan dan desa lainnya di OKI.
"Kami terus bekerja sama dengan BP dan Gapoktan dengan harga sesuai (6.500 per kg) penugasan dari pemerintah," katanya.
Dia menyampaikan, serapan tersebut masih terus berlangsung hingga akhir 2025. Selain konsisten manfaatkan hasil petani daerah, Bulog juga tetap melakukwn pembelian gabah dengan harga yang diberikan pemerintah.
Bulog sudah menyerap sekitar 30 ribu ton gabah dari berbagai kecamatan Ogan Komering Ilir, termasuk kawasan pedesaan Lempuing Jaya, Tanjung Lubuk, Lempuing, dan Pampangan.
"Selama masih ada panen, kami tetap buka penyerapan," ujarnya.
3. Bulog upaya konsisten serap gabah lokal

Terkait isu yang beredar mengenai adanya perbedaan harga serap dari sejumlah petani, Bulog Sumsel Babel mengklaim harga pembelian sudah seragam dan tanpa masalah.
"Memang sebelumnya ada dinamika, tapi sekarang sudah merata harga standarnya. Kami mohon kerja sama dari petani dan mitra supaya proses penyerapan lancar," kata Mersi.
Kemudian mengenai kondisi cuaca dari curah hujan yang cukup tinggi dalam beberapa bulan belakang, Mersi menjelaskan, dalam proses panen memengaruhi kualitas dan volume produksi padi petani.
Namun katanya, Bulog berupaya konsisten menyerap hasil sesuai standar. Mersi menyebut, akibat curah hujan, proses pengeringan menjadi lebih lama dan memicu peningkatan serangan penyakit tanaman.
"Berdampak pada hasil panen yang agak berkurang dibanding tahun lalu. Tapi, kualitas gabah masuk ke Bulog-nya tetap tinggi," jelas dia.
4. Pendampingan petani dorong kenaikan IP

Mersi menambahkan, terkait penyaluran gabah yang telah diserap, kemudian akan digunakan untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan bantuan pangan pemerintah. "Kami maksimalkan untuk penugasan yang ada untuk prioritas penyaluran ke depan," ujarnya.
Sedangkan kata Koordinator Penyuluh Kecamatan Pampangan, Yusmar, program pendampingan untuk menyerap gabah turut mendorong para petani meningkatkan indeks pertanaman (IP) hingga mencapai IP 200. Upaya tersebut merupakan bagian dari program peningkatan produktivitas pertanian.