KUR di Sumsel Capai Rp4,4 Triliun, Tapi Banyak tak Tersalurkan ke UMKM
- KUR di Sumsel mencapai Rp4,4 triliun selama Januari-Juni 2025
- Penyaluran KUR belum optimal, banyak UMKM yang tidak mengetahui program pembiayaan dan cara memanfaatkannya
- Teknis penyaluran KUR bagi UMKM Sumsel melalui pendataan, perbankan, dan lembaga keuangan dengan syarat tertentu
Palembang, IDN Times - Kredit Usaha Rakyat (KUR) jadi program penting dalam meningkatkan roda perekonomian daerah. Selain mendorong pengembangan usaha, KUR berperan untuk modal tambahan pelaku bisnis.
Berdasarkan data Dinas Koperasi, penyaluran KUR di Sumatra Selatan (Sumsel) capai Rp4,4 triliun sepanjang Januari-Juni 2025. Nilai yang terbilang tinggi itu, apakah benar-benar terserap dan disalurkan tepat sasaran?
1. UMKM Sumsel masih minim edukasi KUR
Sekretaris Daerah Sumsel Edward Chandra mengatakan, agar penyaluran UMKM termanfaatkan optimal untuk pembiayaan usaha, pemerintah provinsi komitmen edukasi UMKM terkait program KUR.
"Hingga kini masih banyak pelaku UMKM yang tidak mengetahui program pembiayaan dan cara memanfaatkannya," katanya, dalam keterangan rilis yang diterima, Minggu (27/7/2025).
2. Penyaluran KUR dimulai sistem pendataan
Dia menyampaikan, melalu dinas terkait, pemprov masif sosialisasikan informasi penggunaan, pemanfaatan, serta cara sederhana mendapatkan modal dari pemerintah.
"Dinas Koperasi dan UMKM Sumsel melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi ke lapangan. Sejauh ini realisasi penyaluran KUR ke pelaku UMKM di 17 kabupaten/kota mencapai Rp4,4 triliun," jelas dia.
Secara mekanisme, penyaluran KUR UMKM lanjutnya, harus melalui pendataan, kemudian terima pembiayaan. Teknis penyaluran melalu perbankan serta lembaga keuangan.
"Ini bantuan modal dengan rendah bunga," katanya.
3. Mekanisme pengajuan KUR melalui perbankan daerah BSB
Teknis penyaluran KUR bagi UMKM Sumsel, salah satunya lewat perbankan daerah Bank Sumsel Babel (BSB), dengan harus menyertai dan melengkapi persyaratan.
Berikut cara pengajuan pinjaman KUR tahun 2025 di BSB:
Persyaratan Dasar:
WNI yang memiliki usaha produktif dan layak.
Usaha telah berjalan minimal enam bulan.
Syarat untuk KUR Super Mikro:
Tidak ada batasan minimal waktu pendirian usaha, namun jika kurang dari 6 bulan, harus memenuhi salah satu syarat.
Mengikuti pendampingan, pelatihan kewirausahaan, bergabung dalam kelompok usaha, atau memiliki anggota keluarga yang telah memiliki usaha produktif dan layak.
Tidak sedang menerima kredit produktif dari bank lain, kecuali kredit konsumtif seperti KPR atau kredit kendaraan bermotor.
Memiliki dokumen usaha, seperti Surat Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) atau dokumen lain yang membuktikan keberadaan usaha.
Memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang terdaftar.
Usaha yang dijalankan tidak masuk dalam daftar negatif atau usaha yang dilarang.
Dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk mengajukan KUR di BSB:
Fotokopi KTP pemohon dan suami/istri (jika sudah menikah).
Fotokopi Kartu Keluarga.
Fotokopi Surat Nikah (jika sudah menikah).
Fotokopi NPWP (untuk plafond >Rp50 juta).
Pas Foto (3x4 sebanyak 1 lembar).
Fotokopi PBB/Rekening Listrik/Telepon/PDAM.
Surat izin usaha mikro dan kecil yang diterbitkan pemerintah daerah setempat dan/atau surat izin lainnya dan/atau SKU.
Memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) Berbasis Risiko.
Mekanisme pengajuan KUR BSB:
Mengisi formulir pinjaman.
Mengirimkan dokumen yang diperlukan.
Verifikasi data oleh bank.
Proses evaluasi dan penyetujuan.
Pencairan dana.
Pembayaran angsuran
