Deposito Emas: Akhir dari Kebimbangan dan Awal Sebuah Keuntungan

- Widi Dwi Putri Riani mengalihkan deposito di bank ke deposito emas karena tergiur keuntungan yang lebih besar.
- Sebelum mengenal investasi emas, Widi menabung di rekening bank konvensional dan kurang literasi tentang tabungan emas.
- Keuntungan dari deposito emas akan digunakan untuk membangun rumah impian bersama suami, dengan harapan harga emas terus meningkat.
Padang, IDN Times - "Saya tarik semua deposito di bank dan mengalihkannya ke deposito emas pada Februari 2025 lalu," kata Widi Dwi Putri Riani, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Radio Republik Indonesia (RRI) Padang.
Perempuan berusia 30 tahun itu teguh hati untuk mengalihkan seluruh tabungannya dari bank konvensional menjadi deposito emas karena tergiur keuntungan yang lebih besar. Menurut perempuan yang akrab disapa Widi itu, deposito di bank konvensional keuntungannya tidak menjanjikan dan nominalnya tidak terlalu besar.
Benar saja, langkahnya mengalihkan seluruh tabungan itu berbuah manis. Keuntungan hingga puluhan juta rupiah diraup usai harga emas melejit sejak Maret 2025 lalu.
Perkenalan manis dengan deposito emas

Sebelum mengenal investasi emas, Widi menceritakan, dirinya lebih sering menabung uang di rekening bank konvensional beserta depositonya.
"Memang dulu itu saya tidak pernah mengenal bagaimana tabungan emas digital ataupun depositonya. Nabung ya di bank konvensional saja," katanya.
Kurangnya literasi tentang tabungan emas membuatnya sempat beranggapan keuntungan dari menabung emas di Pegadaian hanya isapan jempol belaka. Hingga suatu hari ia memulai perbincangan soal tabungan emas digital dengan salah seorang teman sekantornya yang telah lebih dahulu menabung emas digital di Pegadaian.
"Cerita dari teman itu mengatakan kalau dia membeli emas di harga Rp400 ribuan dan menjualnya di harga Rp700 ribuan per gram. Kalau dihitung itu keuntungannya sudah banyak sekali," katanya.
Dibanding deposito di bank konvensional, menurut Widi, keuntungan yang didapatkan bahkan tidak bisa menambah jumlah tabungannya dengan signifikan.
"Keuntungan deposito bank itu hanya bisa untuk bayar wifi di rumah saja," tukasnya.
Mendengarkan cerita temannya itu, ia berencana menarik semua uang yang ada di bank konvensional sejak setahun silam dan akan mengalihkannya ke deposito emas.
"Sebelum memutuskannya, saya diskusi dulu dengan suami soal rencana akan mengalihkan seluruh deposito di bank konvensional itu. Alhamdulillah suami setuju juga," tuturnya.
Akhir Januari 2025, deposito di bank konvensional yang berjumlah Rp180 juta akhirnya jatuh tempo. Tanpa pikir panjang, perempuan itu langsung menarik seluruh uang hasil kerja kerasnya beberapa tahun lalu bersama sang suami.
"Awal Februari saya langsung mengunjungi Kantor Pegadaian Cabag Tarandam untuk membuka rekening tabungan emas dan langsung menyetorkan seluruh uang itu untuk deposito emas," katanya.
Menurut Widi, ia menyetorkan uang tersebut dan mendapatkan jumlah emas sebanyak 117 gram dengan keuntungan yang akan didapatkan sebanyak 0,9 gram pada penghujung jadwal deposito.
"Harga emas saat mulai membuka rekening itu kalau tidak salah sekitar Rp1,5 juta per gram dan saya mengambil depositonya rentang waktu satu tahun saja," katanya.
Belum sampai setahun menabung deposito emas, Widi mengatakan ia telah meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah baik dari perubahan harga ataupun dari penambahan emas yang didapatkan setiap bulannya.
"Jadi setiap bulan itu kadang diberikan 0,05 gram hingga 0,09 gram yang nantinya akan dikonversi pada akhir masa deposito menjadi 0,9 gram itu. Kalau dilihat dari aplikasi, saat ini nominal uang dari tabungan deposito itu sudah mencapai Rp240 jutaan," katanya.
Ingin wujudkan rumah impian dengan deposito emas

Keuntungan yang didapatkan dari deposito emas itu nantinya menurut Widi akan digunakan untuk membuat rumah impiannya bersama sang suami.
"Karena sekarang masih ngontrak, uangnya nanti untuk membangun rumah. Mudah-mudahan dapat tercapai dengan perubahan harga emas yang terus meningkat saat ini," katanya.
Widi memilih deposito karena khawatir uang tersebut nantinya akan terpakai jika hanya ditabung melalui tabungan emas digital saja. Karena proses pencairan yang mudah dan bisa dilakukan melalui aplikasi Pegadaian Mobile saja.
"Kalau deposito emas kan harus menunggu jangka waktu yang sudah ditentukan dan jumlah tabungan itu sudah dikunci dan tidak bisa dicairkan sebelum waktunya. Jadi saya bisa lebih tenang lah," katanya.
Dengan begitu, ia bisa menunggu hingga jangka waktu yang ditentukan tersebut sembari berharap harga emas terus melonjak dan nominal uangnya terus bertambah untuk dapat mewujudkan impiannya.
"Inginnya harga emas terus naik ya, supaya target uang untuk membeli rumahnya bisa tercapai dan segera bisa memiliki rumah sesuai yang saya inginkan dengan suami," katanya.
Widi menyatakan, jika nominal uang untuk mendapatkan rumah impiannya belum tercapai dalam waktu setahun menabung melalui deposito emas, maka ia akan terus memperpanjang jangka waktunya kelak.
"Uangnya akan diambil kalau sudah cukup untuk beli rumah saja nanti. Kalau hingga Februari 2026 masih belum cukup ya masih terus lanjut lagi deposito emasnya," katanya.
Tidak hanya akan melanjutkan deposito emasnya, Widi menyatakan akan kembali menambah jumlah deposito tersebut jika tabungan yang ia hasilkan dari menyisihkan gaji setiap bulannya memungkinkan untuk penambahan.
"Kalau ada yang masih bingung untuk menabung di mana, saya sarankan juga untuk menabung emas di Pegadaian. Saya saja merasa rugi, kenapa tidak dari dahulu saya tahu tentang menabung emas di Pegadaian ini," katanya.
Deposito emas di Padang

Ternyata, Widi bukan satu-satunya warga Kota Padang yang memiliki deposito emas hingga saat ini. Kantor Pegadaian Cabang Tarandam yang merupakan perwakilan di Kota Padang mencatat sudah sangat banyak nasabahnya yang memiliki deposito emas.
"Kalau untuk jumlah deposito emas yang kita miliki di Kantor Cabang Tarandam ini sampai saat ini sudah berjumlah sebanyak 8,4 kilogram," kata Kepala Cabang Pegadaian Tarandam, Riki Rolando.
Menurutnya, minat masyarakat di Kota Padang untuk memiliki deposito emas sangat tinggi. Hal itu dibuktikan dengan target yang ia dapatkan dari pusat dengan mudah tercapai dalam waktu yang relatif singkat.
"Deposito emas ini kan baru di-launching pada Januari 2025. Kami diberikan target awal itu sebesar 4 kilogram. Pada Juni 2025 lalu pencapaian kami sudah berada pada angka 6 kilogram lebih," katanya.
Usai mendapatkan penyesuaian target kembali dari pusat, Riki mengatakan, ia ditargetkan kembali untuk bisa mencapai 9 kilogram deposito emas.
"Kami sangat optimis hingga akhir tahun nanti akan mencapai target tersebut. Karena masih ada 5 ribu nasabah kami yang memiliki tabungan emas lebih dari setengah gram," katanya.
Riki mengatakan, deposito emas yang baru berjalan di tahun pertama itu memiliki keuntungan yang sangat banyak untuk masyarakat yang ingin berinvestasi.
"Keuntungan pertama itu ada di kenaikan harga emas yang dapat diperoleh nasabah. Selain itu, nasabah juga akan mendapatkan timbal hasil yang pasti setiap bulannya," katanya.
Riki menyatakan, untuk bisa memiliki deposito emas di Pegadaian juga tidak terlalu sulit. Nasabah hanya perlu memiliki rekening tabungan emas dan minimal memiliki saldo sebanyak 5 gram.
"Nasabah bisa memilih tenor mulai dari 6 bulan, 9 bulan dan 12 bulan sesuai dengan keinginan nasabah tersebut. Tentunya dengan perhitungan timbal hasil yang berbeda nantinya," katanya.
Pegadaian MengEMASkan Indonesia, rangkul semua kelompok

Menurut Riki, untuk #MengEMASkanIndonesia ia bersama seluruh timnya berupaya merangkul seluruh kelompok umur. Mulai dari Gen X, Millenials, hingga Gen Z yang saat ini sudah berada pada usia produktif.
"Untuk nasabah kita yang Gen Z saat ini sudah berada pada angka 30 persenan. Selebihnya adalah Gen Y (millenials) dan Gen X, serta yang lainnya. Karena nasabah kita saat ini kebanyakan yang berusia produktif," katanya.
Riki menyatakan, untuk bisa mengemaskan Indonesia, Pegadaian Cabang Tarandam saat ini mulai menyasar kampus-kampus untuk menyosialisasikan tabungan emas kepada para mahasiswa di Kota Bengkoang.
"Mereka kami berikan pemahaman soal bagaimana keuntungan yang didapatkan jika menabung emas dan juga produk-produk lainnya seperti deposito emas juga kami paparkan," tuturnya.
Harga emas yang saat ini melambung tinggi menurut Riki juga bukan sebuah hambatan baginya untuk bisa memberikan peluang bagi masyarakat Kota Padang untuk bisa menabung emas.
"Kami selalu mengatakan kepada nasabah ataupun calon nasabah bahwa harga emas yang tinggi saat ini beberapa waktu ke depan akan menjadi harga terendah," katanya.
Riki menganalogikan dengan harga emas tertinggi beberapa bulan lalu yang berada pada angka Rp1,5 juta per gram dan saat ini harga tersebut bukan lagi menjadi harga tertinggi.
"Dengan begitu, para calon nasabah juga memahaminya dan berminat untuk membuka tabungan emas agar bisa berinvestasi melalui pelayanan yang kami berikan," ujarnya.
Riki menuturkan, saat ini nasabah di Pegadaian Cabang Tarandam sudah mencapai angka 5 ribu orang untuk yang memiliki tabungan lebih dari setengah gram.
"Untuk total tabungan emas yang ada di Cabang Tarandam ini sampai saat ini sudah berada pada angka 40 kilogram emas yang tentunya akan terus bertambah ke depannya," katanya.
Riki mengajak seluruh masyarakat di Indonesia untuk segera membuka tabungan emas di Pegadaian. Karena dengan menabung emas, nilai uang masyarakat akan terus bertambah sesuai dengan perubahan harga emas.
"Untuk membuka tabungan emas sangat mudah. Calon nasabah bisa langsung mendatangi kantor cabang Pegadaian terdekat dan langsung meminta untuk membuka tabungan," katanya.
Setelah membuka tabungan emas, nasabah tersebut menurut Riki sudah bisa melakukan transaksi pembelian emas ataupun penjualan emas secara digital yang bisa dilakukan dengan menggunakan handpon saja.
"Melalui aplikasi Pegadaian Digital, seluruh transaksi bisa dilakukan yang tentunya akan sangat memudahkan nasabah untuk melakukan penarikan ataupun untuk melakukan pembelian," tutupnya. #mengEMASkanIndonesia