Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Alasan Seseorang Berteman dengan Orang yang Selevel Secara Finansial

ilustrasi persahabatan (pixabay.com/ptksgc)

Memiliki teman yang satu frekuensi secara pemikiran memang begitu asyik, ya. Terlebih semua sikap dan tingkahnya itu selalu berhasil menjadi pelipur lara. Kamu dan dia sama-sama saling ada, menyelamati, dan menyemangati dalam suka maupun duka.

Namun nyatanya selain kecocokan saat berinteraksi ada indikator lain yang perlu diperhatikan dalam memilih teman, yakni soal kemampuan secara finansial. Beberapa orang memilih pertemanan itu harus berdasarkan kesamaan level finansial. Mengapa demikian? Langsung simak empat alasan logisnya di bawah ini.

1. Gaya hidup satu pihak tidak menyusahkan pihak satunya

ilustrasi persahabatan (pixabay.com/cherylholt)

Ketika satu pihak terbiasa untuk berkerja keras terlebih dahulu kalau menginginkan sesuatu, nyatanya pihak satunya bisa dengan mudah mendapatkan apa yang ia mau. Ketika dua tipe orang ini bersatu dalam ikatan pertemanan, rasanya akan saling menyusahkan satu sama lain.

Ketika keduanya hangout bersama, maka orang yang belum mapan secara finansial akan kesusahan dalam menyeimbangkan gaya hidup temannya yang begitu tinggi. Mungkin ada masa bisa menghindari gaya hidup temannya, tetapi tentu lebih sering terpaksa harus mengikuti dalam satu zona.

2. Kekurangan finansial satu pihak tidak menjadi beban pihak lainnya

ilustrasi persahabatan (pixabay.com/Anemone123)

Teman mana sih yang tidak kasihan melihat temannya kekurangan secara finansial sedangkan ia dalam kondisi mampu? Rasanya hatinya akan tergerak untuk membantu temannya. Ketika berpergian bersama, maka semua hal yang ia beli ingin juga menyertakan untuk teman agar bisa merasakan hal yang sama dengannya.

Mungkin sekali atau dua kali dibelikan, ya, tidak apa-apa. Tapi, kalau terus-terusan bukankah akan menjadi beban untuk temannya sendiri? Lantas, mau sampai kapan menjadi bebannya? Tentu bikin dilema karena pastinya tak ingin menjadi beban, tetapi secara sadar juga gak mampu bayar sendiri.

3. Tidak perlu memaksa untuk bertemu di tengah

ilustrasi persahabatan (pixabay.com/Greyerbaby)

Ketika tipe orang yang mapan secara finansial berteman dengan orang yang kurang mampu finansialnya, maka keduanya akan mencoba untuk bertemu di tengah. Alih-alih menjadi sebuah solusi, nyatanya masih belum bisa menjadi jembatan antar keduanya.

Bagaimana tidak, bertemu di tengah artinya pihak yang mampu secara finansial harus menurunkan levelnya yang mungkin ia tidak terbiasa dengan level itu. Pun sebaliknya, pihak yang kurang mampu finansialnya, maka ia harus menaikkan levelnya yang pasti merasa tetap keberatan bahkan tidak sanggup.

4. Mengindari rasa sungkan dan malu yang menyelimuti interaksi

ilustrasi persahabatan (pixabay.com/CaiHuuThanh)

Satu pihak merasa sungkan karena menjadi beban temannya yang mampu secara finansial. Lalu satu pihaknya lagi malu kalau gak bisa membantu temannya yang kurang mampu secara finansial itu.

Dengan begitu, hubungan kedua tipe orang yang berbeda kemampuan finansial ini hanya akan membuat tidak nyaman satu sama lain. Setiap interaksi yang seharusnya membahagiakan karena saling satu pemikiran, pun mengharukan karena saling memberi kekuatan, harus berakhir canggung karena perbedaan level finansial.

Kamu boleh dan berhak untuk berteman dengan siapa saja, bahkan dengan yang berbeda secara kemampuan finansial sekalipun. Beberapa pertemanan justru berhasil mengatasi masalah di atas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deryardli Tiarhendi
EditorDeryardli Tiarhendi
Follow Us