Kenapa Dinamakan Pulau Belitung? Ini Awal Mulanya

- Pulau Belitung terletak di Provinsi Bangka Belitung, yang terbentuk pada tahun 2000
- Pulau ini dulunya bernama Biliton dan memiliki sejarah sebagai wilayah Kerajaan Sriwijaya
- Penduduknya dominan suku Melayu dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan
Pulau Belitung merupakan bagian dari Provinsi Bangka Belitung yang ditetapkan sebagai provinsi Ke-31 pada tahun 2000 lalu. Sebelumnya, Pulau Bangka dan Belitung ini bagian dari Provinsi Sumatera Selatan yang kemudian memisahkan diri hingga terbentuklah Provinsi Bangka Belitung.
Penetapan Bangka Belitung menjadi provinsi oleh Pemerintah Republik Indonesia (RI) berdasarkan Undang-undang No 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pulau Belitung letaknya di lepas pantai bagian timur Sumatera yang diapit oleh selat gaspar dan selat karimata. Secara geografis, Pulau Belitung terletak pada 107°31,5' - 108018' Bujur Timur dan 2°31,5'-3°6,5' Lintang Selatan.
Secara keseluruhan luas pulau Belitung mencapai 4.800 km2 atau 480.010 Ha. Pulau ini terbagi menjadi dua kabupaten yakni Belitung dan Belitung Timur. Pulau yang terkenal sebagai penghasil timah ini ternyata memiliki sejarah menarik untuk diketahui.
Kali in, IDN Times mengulas asal mula nama dan makna dari nama Pulau Belitung, serta sejarahnya.
1. Dulu namanya Biliton

Pulau Belitung disebut juga Belitong oleh masyarakat setempat, dulunya bernama Biliton yang merupakan cara penulisan Belanda. Mengutip dari p2k.stekom.ac.id, Pulau Belitung atau Belitong diambil dari nama sejenis siput laut.
Pulau ini dikenal juga dengan julukan Negeri Laskar Pelangi, yang tak hanya terkenal sebagai wilayah penghasil timah namun juga punya wisata uang luar biasa. Tak heran pulau ini jadi salah satu tujuan para wisatawan untuk menikmati indahnya pantai dengan laut biru dan pasir putih.
2. Sejarah Pulau Belitung

Pada akhir abad ke-7, Belitung tercatat sebagai wilayah Kerajaan Sriwijaya. Pulau ini juga mengalami beberapa pemerintahan raja-raja. Mengutip portal.belitung.go.id, pada abad ke-15, Belitung mendapat hak-hak pemerintahannya. Tetapi itupun tidak lama, karena ketika Palembang diperintah oleh Cakradiningrat II, pulau ini ditaklukan Palembang.
Sejak abad ke-15 di Belitung telah berdiri sebuah kerajaan yaitu Kerajaan Badau dengan Datuk Mayang Geresik sebagai raja pertama. Kerajaan kedua adalah Kerajaan Balok. Raja pertamanya berasal dari keturnan bangsawaan Jawa dari Kerajaan Mataram Islam bernama Kiai Agus Masud atau Kiai Agus Gedeh Ja'kub, yang bergelar Depati Cakraningrat I dan memerintah dari tahun 1618-1661.
Pemerintahan ini memindahkan pusat kerajaan dari Balok Lama ke suatu daerah yang kemudian dikenal dengan nama Balok Baru. Selanjutnya pemerintahan dipegang oleh Kiai Agus Gending yang bergelar Depati Cakraningrat III.
Kerajaan ketiga adalah Kerajaan Belantu, yang merupakan bagian wilayah Ngabehi Kerajaan Balok. Rajanya yang pertama adalah Datuk Ahmad (1705-1741), yang bergelar Datuk Mempawah sedangkan raja yang terakhir bernama KA. Umar.
Kerajaan keempat atau yang terakhir yang pernah berdiri adalah Kerajaan Buding, yang merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Balok. Rajanya bernama Datuk Kemiring Wali Raib.
3. Penduduk Pulau Belitung bertutur dengan dialek Belitung

Penduduk pulau Belitung dominan adalah suku melayu yang bertutur dengan dialek Belitung dan ada juga keturunan Tionghoa Hokkien dan Hakka. Sebagian besar penduduk pulau ini tinggal di kawasan pesisir pantai, jadi mereka bermata pencaharian mencari ikan atau nelayan.
Apalagi laut Pulau Belitung memiliki sumber kekayaan alam yang luar biasa sehingga banyak tangkapan ikan dan diolah semenarik mungkin agar bisa menggerakan ekonomi masyarakat.