Laskar Wong Kito Belum Punya Rencana Hadapi Liga 2023

Laskar Wong Kito dikabarkan bubar karena masalah finansial

Palembang, IDN Times - PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sepakat menghentikan pelaksanaan Liga 2 dan 3, meski tetap melanjutkan penyelenggaran Liga 1 tanpa degradasi.

Akibat keputusan itu, Sriwijaya FC (SFC) sebagai klub penghuni Liga 2 terpaksa menerima efek negatif kebijakan yang telah ditetapkan penyelenggara dan regulator. Bahkan tim asuhan pelatih Liestiadi dikabarkan bubar setelah penyelenggaraan Liga tanpa kejelasan.

Baca Juga: Liga 2 dan Liga 3 Berhenti, Bukti Inkonsistensi LIB dan PSSI

1. Masa depan tim ditentukan musyawarah

Laskar Wong Kito Belum Punya Rencana Hadapi Liga 2023Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM), Faisal Mursyid (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Menurut Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) sebagai manajemen pengelola klub SFC, Faisal Mursyid, klub sedang fokus untuk berbenah ketimbang mengurus kabar penghentian pelaksanaan liga.

"Kami memang sudah dapat surat (penyetopan liga), tapi untuk keputusan bagaimana tim ke depan ini urusan Dirtek dan akan dibahas bersama secara musyawarah," katanya, Kamis (19/1/2023).

Baca Juga: Ini Alasan PSSI Hentikan Liga 2 dan Liga 3!

2. Kontrak skuad Sriwijaya FC berakhir Februari 2023

Laskar Wong Kito Belum Punya Rencana Hadapi Liga 2023Ilustrasi latihan Sriwijaya FC di Stadion Bumi Sriwijaya Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Sementara saat disinggung mengenai bagaimana kelanjutan kewajiban klub terhadap gaji seluruh skuad, manajemen menyampaikan bahwa rata-rata kontrak berakhir pada Februari 2023.

"Semua sudah ada ketentuannya. Kita tunggu dari Dirtek dan Manajer. Yang jelas semua itu ada semua dalam kontrak," ungkap Faisal.

3. Sriwijaya FC berharap Liga 2 memiliki operator mandiri selain PT LIB

Laskar Wong Kito Belum Punya Rencana Hadapi Liga 2023Ilustrasi pertandingan Sriwijaya FC di kompetisi liga 2 Indonesia (IDN Times/Dok. Media Officer Sriwijaya FC)

Meski operator pelaksanaan Liga Indonesia telah menyatakan penyelenggaraan Liga 2 dan 3 kecil kemungkinan untuk dilanjutkan, Laskar Wong Kito masih berharap ada keajaiban.

"Kami berharap Liga 2 memiliki operator sendiri, agar kompetisi kasta kedua bisa tetap berjalan dengan baik," ujarnya.

Faisal juga mengharapkan klub di Liga 2 dan Liga 3 berhak mendapatkan operator pemegang saham mandiri, sehingga pertandingan tetap berjalan tanpa harus menunggu aturan PT LIB dan PSSI.

4. Sriwijaya FC banyak mengorbankan materi dan non materi

Laskar Wong Kito Belum Punya Rencana Hadapi Liga 2023Ilustrasi laga Sriwijaya FC (IDN Times/Media Officer Sriwijaya FC)

Menurut pria yang juga menjabat sebagai perwakilan Asprov PSSI Sumsel ini, SFC sebagai klub di Liga 2 sudah banyak menerima kerugian akibat pelaksanaan laga yang tak jelas.

"Sriwijaya FC sangat menyesalkan penghentian Liga 2 ini. Apalagi tim sudah mengorbankan materi dan non meteri sejak awal," ungkap dia.

5. Masih berupaya menjalin komunikasi dengan PT LIB

Laskar Wong Kito Belum Punya Rencana Hadapi Liga 2023Sekretaris Perusahaan PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Faisal Mursyid (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Faisal menyampaikan, ada sejumlah poin pernyataan rasa sesal terhadap keputusan PT LIB dan PSSI terkait penyetopan penyelenggaraan Liga 2. Pertama, Sriwijaya FC baru menerima surat dari PT LIB pada 4 Oktober 2022 soal Liga 2 yang dihentikan tanpa batas waktu.

Kedua, PT LIB belum melanjutkan Liga 2 sampai dengan akhir Desember 2022, sehingga klub berupaya menjalin komunikasi dengan beberapa tim lain di Sumatra. Kemudian dari hasil komunikasi itu, PT LIB tidak memberikan jawaban. Padahal dari durasi waktu hingga 11 Januari 2023, semua klub Liga 2 di Sumatra menunggu keputusan jelas.

Ketiga, mengingat keluarnya Perpol nomor 10 tahun 2022, banyak klub yang tidak siap secara infrastruktur dan SDM serta sistem manajemen pengamanan yang ditetapkan dalam Peraturan Polri.

Sedangkan sejumlah klub untuk sistem home and away mengusulkan system buble, atau aturan main di wilayah agar Liga 2 tetap dilanjutkan pada akhir 2022.

6. Sriwijaya FC mengajak klub lain penundaan pelaksanaan liga

Laskar Wong Kito Belum Punya Rencana Hadapi Liga 2023Laga Sriwijaya FC vs PSMS di stadion Teladan Medan (IDN Times/Dok. Media Officer SFC)

Keempat, setelah mendapat info bahwa PT LIB belum bisa menggelar Liga 2 karena kesulitan finansial, Sriwijaya FC dan sebagian besar klub mengusulkan Liga 2 ditunda atau dihentikan sama sekali, hal ini diperkuat oleh surat LIB dan PSSI.

Kelima, Sriwijaya FC perlu bersikap di tengah ketidakpastian kelanjutan Liga 2. Secara teknis, Liga 2 sulit dilaksanakan mengingat ketidaksiapan banyak klub menerapkan Perpol 10 tahun 2022.

"Termasuk adanya masalah waktu dan kemampuan klub menerapkan Perpol (Infrastruktur dan SDM)," jelas Faisal.

7. Sriwijaya FC sempat ikuti penilaian stadion demi melanjutkan Liga

Laskar Wong Kito Belum Punya Rencana Hadapi Liga 2023Situasi latihan Sriwijaya FC di Lapangan Bumi Sriwijaya Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Keenam, Sriwijaya FC telah mengikuti Assesment Tim Mabes Polri terhadap dua stadion, yakni Stadion Atletik 1 dan Stadion Bumi, pada 2 sampai 6 Januari 2023. Hasilnya, Stadion Atletik 1 dengan Nilai Skor 40,67 persen (Kurang) dan Stadion Bumi Sriwijaya dengan nilai skor 26.52 persen (kurang).

"Padahal nilai skor yang bisa melaksanakan pertandingan dengan penonton adalah di atas 55 persen," timpal dia.

Terakhir, Sriwijaya FC menyatakan sikap dengan mengusulkan PT LIB diganti oleh operator yang baru. Usulan itu juga mendapatkan dukungan dari sejumlah klub di Liga 2.

8. Manajemen Sriwijaya FC pasrah menerima keputusan PSSI

Laskar Wong Kito Belum Punya Rencana Hadapi Liga 2023Sriwijaya FC berlaga di putaran kedua Liga 2 Indonesia kompetisi 2021 (IDN Times/Dokumen Sriwijaya FC)

Sementara kata Direktur Teknik PT SOM, Indrayadi, Laskar Wong Kito sedang menentukan nasib tim setelah penyetopan Liga 2.

"Jika kompetisi dihentikan, kita manajemen gak bisa berbuat apa-apa. Namanya sudah keputusan, pemilik permainan sepak bola di tanah air, PSSI sebagai otoritasnya," kata dia.

Indrayadi juga mengatakan, Liga 2 tidak saja harus diatur oleh PT LIB. Menurutnya pengelolaan Liga 2 sudah salah sejak awal.

"Setelah kita ketahui bahwa kita bukan pemilik saham di PT LIB, itu artinya tim Liga 2 ini tidak ada hubungan, hanya terkait promosi dan degradasi. Ketika klub Liga 2 ke Liga 1, baru kita menjadi pemilik saham di sana," jelasnya.

9. Sriwijaya FC tidak mendapatkan sponsor selama pelaksanaan Liga setop

Laskar Wong Kito Belum Punya Rencana Hadapi Liga 2023Direktur Teknik PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Indrayadi (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Eks kiper SFC ini pun mengaku, saat ini masalah finansial klub sedang krusial. Tidak hanya untuk Laskar Wong Kito, melainkan juga klub lain di Liga 2.

"Krusialnya ini tidak masuknya sponsor dengan penghentian kompetisi. Kompetisi ini dihentikan sehingga manajemen tidak bisa berbuat apa-apa," timpalnya.

Baca Juga: Muncul Suara agar Komite Suporter Dibentuk di KLB PSSI

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya