Rawan Terbakar, BPBD Sumsel Basahi TPA Sukawinatan
Intinya Sih...
- BPBD Sumsel melakukan pembasahan lahan di TPA Sukawinatan Palembang untuk cegah kebakaran saat musim kemarau.
- Pembasahan dilakukan dengan menyemprotkan air ke lahan dan sampah yang mulai mengalami kekeringan, serta patroli ditingkatkan di area tersebut.
- Masyarakat diminta mengawasi lahan kosong tak produktif untuk mengantisipasi kemungkinan kemunculan hotspot dan fire spot yang dapat membakar lahan tidur.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel kembali melakukan pembasahan lahan di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan Palembang, guna mencegah kebakaran. Hal ini dilakukan lantaran TPA Sukawinatan menjadi salah satu wilayah rawan kebakaran saat memasuki musim kemarau.
"Tahun lalu TPA itu pernah terbakar beberapa kali, sehingga pencegahan harus dilakukan," ujar Kepala Bidang Penanganam Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, Selasa (6/8/2024).
1. Pembasahan lahan dilakukan sejak Senin
Sudirman menerangkan, pembasahan lahan dilakukan dengan menyemprotkan air ke bagian lahan dan sampah yang mulai mengalami kekeringan. Menurutnya pembasahan itu dilakukan sejak Senin (5/8/2024) kemarin dengan membawa pompa jinjing.
"Kemarin dua kali tim di lapangan melakukan pembasahan, pagi sampai siang dan sore. Patroli juga akan ditingkatkan di area tersebut," jelas dia.
2. Hari ini petugas bergeser ke perbatasan Palembang
Sudirman mengatakan, upaya mitigasi bencana tersebut dilakukan diseputaran lokasi TPA lantaran banyak lahan kosong milik warga yang tak dimanfaatkan pemiliknya. Kondisi ini dinilai berbahaya jika ada muncul titik api sehingga dapat menyebar menjadi kebakaran lahan yang sulit ditangani.
"Hari ini patroli kita lakukan di seputaran perbatasan Kota Palembang dengan wilayah Kabupaten Banyuasin seperti di di Talang Jambe dan Talang Kelapo," jelas dia.
3. Banyak lahan tak produktif jadi ancaman
BPBD Sumsel pun meminta masyarakat yang memiliki lahan kosong tak produktif untuk mengawasi lahannya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan kemunculan hotspot (titik panas) dan fire spot (titik api) yang dapat membakar lahan tidur.
"Lahan kosong dengan semak belukar yang tidak produktif dan tidak dimanfaatkan pemiliknya akan mudah terbakar," ungkap dia.