Pasien Isolasi di Wisma Atlet Jakabaring Palembang Melonjak

Pasien isolasi di Wisma Atlet Jakabaring didominasi pemudik

Palembang, IDN Times - Sebulan setelah dibuka kembali Wisma Atlet Jakabaring, Palembang, kondisinya mulai penuh oleh pasien yang menjalani isolasi. Tercatat keterisian Wisma Atlet mencapai 50 persen dari 55 kamar. Kenaikan ini terjadi karena peningkatan kasus konfirmasi positif di Bumi Sriwijaya.

"Total sudah 30 kamar yang terisi. Kebanyakan mereka yang diisolasi adalah orang-orang yang terjadi di Posko Penyekatan," ungkap Kepala Seksi Imunisasi dan Surveilans Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Selatan (Dinkes Sumsel), Yusri, Kamis (3/5/2021).

1. Kenaikan kasus disebabkan mobilitas masyarakat yang tinggi

Pasien Isolasi di Wisma Atlet Jakabaring Palembang MelonjakPetugas wisma atlet Jakabaring Palembang. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Yusri menjelaskan, keterisian Wisma Atlet bisa saja terus melonjak mengingat pasca Idul Fitri 1442 Hijriah kemarin, jumlah kasus konfirmasi positif mengalami peningkatan yang tinggi.

Hal ini terjadi karena mobilitas masyarakat yang tinggi. Kasus terkonfirmasi harian rata-rata mencapai 150 hingga 200 orang dalam sehari. Bahkan sempat meningkat hingga 204 kasus dalam satu hari. 

"Terlebih sudah ada kasus konfirmasi varian baru B117 dan B1617, daya tularnya sangat cepat," ujar dia.

Baca Juga: Wako Palembang Belum Tentukan Jadwal Belajar Tatap Muka Siswa Sekolah

2. Pemerintah rencanakan buka tower Wisma Atlet yang lain

Pasien Isolasi di Wisma Atlet Jakabaring Palembang MelonjakWisma atlet Jakabaring Palembang. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Yusri menambahkan, demi mengantisipasi lonjakan pasien COVID-19 yang berimbas pada penuhnya kamar di Wisma Atlet, maka Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel akan mempersiapkan tower lainnya. Untuk satu tower Wisma Atlet tercatat ada sekitar 180 kamar yang bisa digunakan oleh pasien positif.

"Kalau memang kapasitas tempat tidur sudah penuh, maka akan terus ditambah. Untuk kapasitas total Wisma Atlet Jakabaring sendiri bisa mencapai sekitar 540 tempat tidur," jelas dia.

3. Skrining harus lebih cepat dilakukan

Pasien Isolasi di Wisma Atlet Jakabaring Palembang MelonjakWisma atlet sebagai tempat perawatan kasus COVID-19 di Sumsel (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Epidemiolog Universitas Sriwijaya (Unsri), Iche Andriani Liberty menjelaskan, diperlukan upaya menambah alat skrining untuk mendeteksi virus lebih cepat. Menurutnya, semakin cepat pemeriksaan dilakukan maka Pemprov Sumsel dapat menentukan arah kebijakan.

"Jika ada orang yang dinyatakan positif maka fasilitas kesehatan berkewajiban untuk membawanya ke ruang isolasi atau ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai," tutup dia.

Baca Juga: Polda Sumsel Tetapkan 4 Tersangka Korupsi Dana Kemenpora 2015

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya